Momentum Perkuat Sinergi Investasi Berkelanjutan di Sumsel

Rabu 22 Oct 2025 - 16:19 WIB
Reporter : Swan
Editor : Swan

SUMSEL, KORANRADAR.ID - Ajang 2nd Sriwijaya Economic Forum yang digagas oleh Bank Indonesia Provinsi Sumsel menjadi momentum penting bagi Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) dalam memperkuat sinergi lintas sektor menuju investasi yang berkelanjutan dan inklusif.

Kegiatan yang berlangsung di Ballroom Hotel The Excelton Palembang, kemarin  ini mengusung tema “Strengthening Investment in South Sumatra to Enhance Economic Resilience Amid Global Headwinds.”

Dalam forum tersebut, Sekretaris Daerah Provinsi Sumsel H Edward Candra menegaskan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha, akademisi, dan lembaga keuangan dalam memperkuat daya tahan ekonomi daerah.

Menurut Edward, pertumbuhan ekonomi Sumsel yang mencapai 5,42 persen (yoy) pada triwulan II 2025 merupakan bukti bahwa Sumsel mampu menjaga stabilitas di tengah ketidakpastian global. Ia menilai investasi memiliki peran sentral dalam mendukung keberlanjutan ekonomi.

“Investasi berkualitas menjadi kunci untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan merata. Melalui hilirisasi dan penguatan industri lokal, Sumsel siap bersaing di tingkat nasional maupun global,” ujarnya.

Edward menambahkan bahwa Pemprov Sumsel terus berupaya memberikan kepastian dan kemudahan bagi investor melalui berbagai regulasi seperti Perda Nomor 5 Tahun 2022 dan Pergub Nomor 32 Tahun 2023. Selain itu, pengembangan Investment Project Ready to Offer (IPRO) juga tengah dipercepat sebagai upaya promosi investasi potensial.

Ia juga menekankan pentingnya peran lembaga keuangan seperti BI dalam menjaga stabilitas makro ekonomi dan mendukung pertumbuhan investasi yang sehat. “Kolaborasi ini menjadi pondasi penting dalam mewujudkan visi pembangunan berkelanjutan,” katanya.

Sementara itu, Kepala Perwakilan BI Provinsi Sumsel, Bambang Pramono, menyampaikan bahwa realisasi investasi di Sumsel pada triwulan II 2025 mencapai Rp12,67 triliun, atau 62,09 persen dari target RPJMD. Angka tersebut menunjukkan tren positif di tengah ketidakpastian ekonomi global.

Bambang menjelaskan, sebagian besar investasi berasal dari Penanaman Modal Asing (PMA) dengan kontribusi 79 persen dari total realisasi, didominasi oleh investor asal Singapura. Kabupaten OKI dan Kota Palembang menjadi penyumbang terbesar investasi tersebut.

Selain investasi, BI juga mencatat sektor pertambangan, industri pengolahan, serta perdagangan besar dan eceran turut memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Sumsel. “Inflasi pun tetap terjaga di angka 3,44 persen (yoy),” ungkapnya.

Dengan capaian tersebut, BI memperkirakan ekonomi Sumsel akan terus tumbuh pada kisaran 4,8–5,6 persen hingga akhir tahun 2025. Sinergi antara pemerintah daerah dan lembaga keuangan menjadi kunci utama untuk menjaga momentum ini.

Forum ekonomi ini diharapkan menjadi wahana kolaboratif untuk membangun investasi yang tidak hanya mengejar pertumbuhan, tetapi juga menumbuhkan kesejahteraan masyarakat dan menjaga keberlanjutan lingkungan di Sumatera Selatan. (swa)

Tags :
Kategori :

Terkait