PALEMBANG, KORANRADAR.ID – PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) berkolaborasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) untuk merevolusi pengelolaan sampah di Sumatera Selatan. Keduanya sedang merancang program konversi sampah menjadi Refuse Derived Fuel (RDF), sebuah sumber energi alternatif yang ramah lingkungan dan bernilai ekonomis.
Proyek ini dibahas dalam pertemuan di Baturaja, Kabupaten Ogan Komering Ulu, yang dihadiri oleh 12 perwakilan Dinas Lingkungan Hidup dari berbagai kabupaten/kota di Sumsel. Rapat ini menandai langkah awal dalam mengatasi permasalahan sampah yang kronis di wilayah tersebut. BACA JUGA:Semen Baturaja Raih Gold Rank di ASRRAT 2024 RDF: Solusi Inovatif untuk Ketergantungan Batubara Direktur Operasi SMBR, Taufik, menjelaskan bahwa bahan bakar batubara menyumbang 30-40% dari biaya produksi semen. Dengan harga batubara yang terus melonjak dan ketersediaannya yang terbatas, Semen Baturaja perlu mencari alternatif bahan bakar yang lebih efisien dan berkelanjutan. “Kami sudah menggunakan Alternative Fuel and Raw Material (AFR), seperti limbah industri dan biomassa (serbuk gergaji dan wood chip),” ungkap Taufik. Penggunaan bahan bakar alternatif ini telah menunjukkan hasil positif. Sepanjang semester I-2025, SMBR berhasil memanfaatkan 77,3 ribu ton AFR, meningkat 33,5% dari tahun sebelumnya. Potensi Sampah Sumsel untuk Produksi Energi Dede Romdani, Analis Lingkungan Hidup dari KLH, menyoroti potensi besar 12 kabupaten/kota di Sumsel untuk mengelola sampah menjadi RDF. Program ini didorong agar pabrik semen seperti Semen Baturaja dapat menyerap RDF dari sampah lokal. “Potensi terdekat ada di Kabupaten Ogan Komering Ulu dan Ogan Komering Ulu Timur, dengan kapasitas produksi RDF sekitar 48 ton per hari,” jelasnya. Saat ini, program ini masih dalam tahap persiapan. KLH berharap setiap daerah dapat segera mengimplementasikan pengelolaan RDF. Kolaborasi untuk Ekonomi Sirkular Berkelanjutan Inisiatif konversi sampah menjadi energi ini tidak hanya mengurangi ketergantungan pada batubara, tetapi juga menciptakan ekonomi sirkular yang baru. Proyek ini berpotensi membuka peluang ekonomi tambahan bagi masyarakat melalui pengelolaan dan pengolahan sampah. “Keberhasilan program ini sangat bergantung pada sinergi yang kuat antara SMBR, KLH, dan pemerintah daerah,” tutup Taufik, menekankan pentingnya kolaborasi yang transparan dan konstruktif. Langkah ini menunjukkan komitmen Semen Baturaja dalam mendukung transisi energi dan mewujudkan pengelolaan sampah yang lebih modern dan berkelanjutan di Sumatera Selatan.
Kategori :