KORANRADAR.ID-Setelah sempat melandai dalam beberapa tahun terakhir, ekspor minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) Indonesia kembali menunjukkan performa impresif.
Data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, ekspor CPO pada Mei 2025 mencapai US$1,85 miliar, melonjak 61,5% dibanding bulan sebelumnya.
"CPO adalah salah satu komoditas unggulan non-migas. Kenaikan ekspor ini tentu jadi sinyal positif di tengah ketidakpastian ekonomi global," ujar Deputi Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (1/7/2025).
Kenaikan ini bukan hanya terjadi secara bulanan. Secara kumulatif, Januari–Mei 2025, nilai ekspor CPO dan produk turunannya mencapai US$8,9 miliar, meningkat 27,89% dibanding periode yang sama tahun lalu. Volume ekspor juga tumbuh tipis 3,58%, menjadi 8,3 juta ton dari sebelumnya 8,01 juta ton.
Pudji menambahkan, ekspor CPO—bersama batu bara dan besi baja—memberikan kontribusi signifikan hingga 29,01% terhadap total ekspor non-migas Indonesia dalam lima bulan pertama tahun ini.
BACA JUGA:Produksi Sawit Nasional Melesat, GAPKI Pastikan Ekspor CPO Tak Terganggu Konflik
Pakistan, India, dan Tiongkok tetap menjadi pasar utama ekspor CPO Indonesia, berperan sebagai mitra dagang kunci untuk komoditas strategis ini.
Tren Ekspor CPO Indonesia: Kebangkitan Setelah Tekanan Global
Secara tahunan, ekspor CPO Indonesia mencapai puncaknya pada 2022 dengan nilai US$27,74 miliar. Namun, tekanan global seperti perlambatan ekonomi, persaingan harga, dan kampanye anti-sawit di Eropa sempat menekan kinerja ekspor pada 2023 dan 2024. Kini, ekspor CPO kembali menunjukkan tren positif.
BACA JUGA: Kementan Ungkap PR Besar Sawit, Kakao, Kelapa: Peremajaan hingga Sertifikasi ISPO Jadi Prioritas
Berikut data ekspor CPO Indonesia sejak 2020:
* 2020: US$17,36 miliar (25,94 juta ton)
* 2021: US$26,76 miliar (25,62 juta ton)
* 2022: US$27,74 miliar (24,99 juta ton)
* 2023: US$22,69 miliar (26,13 juta ton)