GEBIE: GERAKAN SAWIT MELAWAN DISKRIMINASI DAN EKSPLOITASI

Kamis 29 May 2025 - 15:13 WIB
Reporter : Asif Ardiansyah
Editor : Asif Ardiansyah

KORANRADAR.ID Benarkah ada diskriminasi jender dan eksploitasi pekerja anak di industri sawit? Sejarah diskriminasi dan eksploitasi berevolusi seiring dengan peradaban dari masa ke masa. 

Kita mengenal ada masa perbudakan, hamba, pemberi kerja dan pekerja hingga hubungan kerja kemitraan. Semua menyimpan kisah diskriminasi dan eksploitasi yang belum tuntas hingga kini.

Masing-masing negara punya kisah sendiri. Negara Amerika juga tak terkecuali. Penelusuran Prof Cladia Goldin menemukan, dalam kurun 250 tahun terjadi diskriminasi pada pekerja perempuan. 

Angkatan kerja perempuan Amerika hanya 50% total angkatan kerja. Sementara pekerja laki-laki mencapai 80%.

BACA JUGA:Sumarjono Saragih, Pelopor Kampanye Kerja Layak Perburuhan Sawit

Indonesia mungkin lebih kompleks. Dengan keragaman budaya, sosial, nilai dan agama. 

Hal yang tidak mungkin bisa dijawab dengan hukum positif nasional. Oleh karena itu diperlukan cara dan strategi yang khas lokal dan ragam inisiatif nan kreatif. 

Ramai diberitakan media sejumlah kasus yang menimpa perempuan. Terjadi mulai dari domestik dan ruang publik. Bahkan marak di lembaga pendidikan. 

Tak ketinggalan tempat kerja swasta dan pemerintah. Ini pekerjaan rumah yang menantang. Tak heran dalam 'Global Gender Gap versi World Economic Forum', peringkat Indonesia turun dari peringkat 87 (2023) menjadi 100 (2024) dari 146 negara.

Secara global, aspek jender dan anak adalah dua hal ini masih menjadi tantangan. Ada upaya melalui 'platform' SDGs (Sustainable Development Goals) nomor 5 Gender Equality (kesetaraan jender). Secara regional, Uni Eropa mengeluarkan legislasi CSDDD (Corporate Sustainability Due Dilligence Directive). 

Upaya Eropa untuk memberantas eksploitasi anak dijadikan syarat perjanjian dagang.  Uni Eropa ingin memastikan bahwa semua rantai nilai perdaganan global mereka tidak ada pekerja anak (child labour). Begitulah dunia secara sendiri, regional dan global menanta ulang semua praktek yang melanggar HAM dan kemanusiaan.

BACA JUGA:Sumarjono Saragih Ketua Apindo Sumsel Periode 2022-2027

Indonesia, khususnya sawit sudah melangkah konkrit melawan diskriminasi dan eksploitasi. 

Sebagai organisasi pengusaha sawit, GAPKI (Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia) menyusun panduan dan berkampanye perlindungan anak dan pekerja perempuan sejak 2020. 

Tak berhenti disitu, digagas gerakan baru. Seiring dengan dimulainya kolaborasi GAPKI, ILO (International Labour Organisation) dan Pemerintah Kanada. Namanya GEBIE. Singkatan dari 'Gender Equality in Business Initiatives Enthusiast'. Penggiat Kesetaraan Jender di Bisnis. 

Kategori :