JAKARTA, KORANRADAR.ID - Periode kampanye Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, yang dimulai pada 28 November, menjadi sorotan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo).
Dalam waktu seminggu terakhir, setidaknya 19 isu hoaks berhasil diidentifikasi, menunjukkan tingginya potensi penyebaran informasi yang tidak akurat selama proses kampanye.
Dilansir dari Antara, Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kemenkominfo, Usman Kansong, mengungkapkan bahwa hingga akhir November, sudah tercatat 51 isu hoaks terkait Pemilu 2024.
Pada tanggal 6 Desember, jumlah tersebut meningkat menjadi 70 isu hoaks. Peningkatan signifikan ini mencerminkan tantangan yang dihadapi dalam mengatasi penyebaran informasi palsu yang dapat mempengaruhi opini masyarakat.
Dibandingkan dengan data pekan sebelumnya, terjadi peningkatan sebanyak 19 isu hoaks dalam delapan hari terakhir. Fakta ini menunjukkan tingginya aktivitas penyebaran informasi yang tidak valid selama periode kampanye.
Tim Artificial Intelligence for Society (AIS) dari Kemenkominfo mencatat bahwa isu-isu hoaks menyebar di berbagai platform media sosial.
Hingga saat ini, tercatat 657 konten hoaks yang ditindaklanjuti, dengan 514 konten telah diturunkan dan 143 konten masih dalam proses penanganan lebih lanjut.
Facebook menjadi platform utama penyebaran konten hoaks dengan temuan sebanyak 877 konten.
Twitter menempati posisi kedua dengan 544 konten, diikuti oleh TikTok (225 konten), Instagram (81 konten), YouTube (34 konten), dan Snack Video (17 konten).
Pentingnya pengawasan di berbagai platform sosial menjadi sorotan dalam upaya meminimalkan dampak informasi palsu.
Menyikapi penyebaran hoaks, Kemenkominfo mengambil tindakan konkret dengan meluncurkan buku elektronik bernama "Pemiludamaipedia".
Buku ini berisi informasi kredibel terkait Pemilu 2024, mencakup tahapan pemilu, daftar pemilih tetap (DPT), hingga profil partai politik peserta pemilu.
Situs resmi https://s.id/pemiludamaipedia memberikan akses kepada masyarakat untuk memeriksa fakta dari berita terkait Pemilu 2024.
Selain itu, situs ini menyediakan saluran pelaporan bagi individu yang menemukan pelanggaran selama Pemilu.
Hanya dalam tiga hari sejak peluncurannya, Pemiludamaipedia berhasil menarik perhatian lebih dari 2.600 pengunjung.