Buruh Terancam PHK! Pencurian Sawit Marak Ditampung Pabrik Liar Tanpa Kebun

Sumarjono Saragih Ketua Apindo Sumsel--

PALEMBANG, KORANRADAR.ID -Tata kelola perkebunan sawit terancam kacau. PKS (Pabrik Kelapa Sawit) terancam tutup karena kurang bahan baku. Akibatnya PHK pun mengancam.

"Ada banyak pabrik kecil dan besar tanpa kebun serta tidak bermitra. Mereka mengandalkan buah sawit dari pasar bebas. Akibatnya pencurian marak. Pabrik kami bangun dengan kemitraan. Kini kami kekurangan buah. Bila tak ditata pemerintah, bisa berujung PHK" ujar Antony Sitorus, Pimpinan Perusahaan PKS dan Kebun Kemitraan.

Akhir-akhir ini memang rame pemberitaan tentang pabrik sawit tanpa kebun.  Akibatnya pencurian brondolan dan TBS merajalela. Ditampung pabrik tanpa kebun yang beroperasi atas dasar perizinan "aneh dan magic". Akibatnya kinerja pabrik kemitraan jadi menurun dan tidak efisien. Bisa berujung pengurangan jam kerja dan bahkan PHK pekerja.

Tak heran ketua buruh sumsel juga gerah. "Kami menolak pabrik sawit tanpa kebun dan kemitraan. Hal ini merusak tata kelola yang ada. Anggota kami yang bekerja di pabrik dan kebun kemitraan terancam. Karena perusahaan mereka kekurangan buah dan operasional pabrik tidak efisien. Hal ini mengancam nasib kami juga. Pemerintah harus menertibkan ini" tegas Abdullah Anang, Ketua KSPSI Sumsel.

BACA JUGA:GAPKI Pastikan Produksi Sawit RI Tetap Stabil

Sumarjono Saragih, Ketua APINDO Sumsel juga membenarkan hal ini. "Benar. Forum bipartit APINDO dan Serikat Buruh mendesak adanya kepastian berusaha dan penegakan hukum. Kekacauan seperti ini akan merugikan buruh dan pengusaha." ujar Sumarjono Saragih

BACA JUGA:Apindo Harap Pemimpin Hasil Pemilu 2024 Jaga Kondusivitas Pengusaha

Selain itu, khususnya pabrik kecil yang menampung brodolan (untuk asam tinggi) berpotensi merugikan penerimaan negara. Minyak sawit dengan asam tinggi diatur sedemikian rupa (campur minyak goreng bekas) untuk diekspor dengan bea dan pajak yang lebih rendah. "Jadi situasi ini memang merugikan semua pihak termasuk negara" ujar Antony Sitorus dan diaminkan oleh Sumarjono Saragih

 

Tag
Share