Sandiwara Audio Horor Tangis Sunyi Kadaver Bikin Merinding
Audio series berjudul Tangis Sunyi Kadaver ini mengangkat tema horor yang cukup menggigit--
PALEMBANG, KORANRADAR.ID – Mengobati rasa rindu masyarakat akan sandiwara audio yang dulu sempat populer di era 1980-an, sekelompok anak muda kreatif yang tergabung dalam DNA meluncurkan sandiwara audio yang bisa dinikmati di platform Spotify.
Audio series berjudul Tangis Sunyi Kadaver ini mengangkat tema horor yang cukup menggigit. Meski baru beberapa episode, cerita yang mengangkat kehidupan para mahasiswa kedokteran ini mampu memancing keingintahuan pendengar.
Dinna Herly didampingi Adhita Rachman, duo Founder Dinamis Nawara Akademi (DNA) menjelaskan, pada awalnya, komunitas DNA hanya berkecimpung di kegiatan public speaking, seminar, dan workshop ke sekolah-sekolah.
Seiring waktu, ia pun mulai melebarkan core bisnis audio branding melalui voice over Tangis Sunyi Kadaver yang sudah berjalan beberapa episode.
BACA JUGA:Ajak Tamu Mencintai Diri Sendiri Lewat Valentine Dinner
”Karena kita mantan penyiar radio jadi kita pengen bikin voice over, jadi kita gandeng beberapa teman dengan profesi yang sama seperti Haris, Babaz, Radit, dan lainnya,” terang Dina saat dibincangi di kantor DNA Jalan Kapten A Rivai, Ruko Taman Mandiri Palembang beberapa waktu lalu.
Sementara, untuk skenario Tangis Sunyi Kadaver ditulis oleh Khadijah atau yang lebih dikenal dengan Wanja Almunawar, sosok perempuan berbakat dengan segudang pengalaman menulis skenario untuk beberapa stasiun TV nasional.
“Untuk Tangis Sunyi Kadaver ini saya pakai metode baru, bentuk naskahnya skenario film, tapi untuk voice over, karena teman-teman punya keahlian masing-masing di bidang VO,” tutur Wanja.
Lanjutnya, ia sengaja mengangkat kisah horor karena menurut dia lebih seru dan bisa diberi sentuhan sound effect yang akan memacu adrenalin.
BACA JUGA:Bakpao Karakter, Unik dan Ada Belasan Rasa, Cari Tau di Le Garden PIM
“Pas ketemu waktu soft opening DNA, saya ngajakin bikin voice over horor, kebetulan saya bikin naskahnya, eh pada setuju, ya udah lanjut,” ucapnya.
Audio series ini juga pernah menjadi cerpen terbaik di majalah Anida 20 tahun yang lalu, dan pernah dikomentari oleh sastrawan Joni Ariadinata.
Tangis Sunyi Kadaver seperti dituturkan Wanja menceritakan tentang mayat-mayat atau dalam istilah medis disebut kadaver yang dijadikan bahan praktikum mahasiswa kedokteran.
Diawali dengan kisah pertemuan tiga mahasiswa, Kania, Malik, dan Memed di rumah kos Bunga Kamboja.