Ekspor Sawit RI Melesat 39,85% di 2025, Konsumsi Domestik Dikuasai Biodiesel
Ilustrasi: aktivitas angkut TBS untuk di bawa ke Pabrik--
KORANRADAR.ID - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) mencatat konsumsi domestik minyak sawit Indonesia periode Januari-September 2025 mencapai 18,5 juta ton.
Angka ini menunjukkan kenaikan sekitar 5,13 persen dari periode yang sama pada 2024, yang tercatat sebesar 17,6 juta ton.
“Kinerja industri sawit menunjukkan sedikit percepatan dibandingkan periode yang sama tahun lalu,” ujar Ketua Umum Gapki Eddy Martono, dilansir dari laman resmi Gapki yang diakses, Kamis.
Konsumsi domestik minyak sawit terbesar sepanjang sembilan bulan 2025 didominasi oleh sektor biodiesel, yakni sebesar 9,4 juta ton (sekitar 51 persen dari total konsumsi domestik).
Sisanya diserap oleh sektor pangan sebanyak 7,37 juta ton (40 persen), dan sektor oleokimia sebesar 1,67 juta ton (9 persen) minyak sawit.
BACA JUGA:PTTUN Palembang Terus jadi Tempat Masyarakat Dapatkan Keadilan
BACA JUGA:Sekda: Perempuan Harus Miliki Pendidikan dan Keterampilan
Sementara itu, ekspor minyak sawit sepanjang Januari-September 2025 tercatat naik sekitar 13 persen dibandingkan dengan periode yang sama 2024, yakni dari 21,9 juta ton menjadi 24,9 juta ton.
Dari sisi nilai, ekspor minyak sawit Indonesia meningkat signifikan sebesar 39,85 persen per akhir September 2025 dibandingkan dengan periode yang sama 2024.
Nilai Ekspor Jan-Sep 2025: Mencapai 27,31 miliar dolar AS.
Nilai Ekspor Jan-Sep 2024: Senilai 19,53 miliar dolar AS.
Peningkatan nilai ekspor ini didorong oleh harga rata-rata yang lebih tinggi.
“Harga rata-rata Januari-September tahun 2025 sebesar 1.210 dolar AS per ton Cif Rotterdam lebih tinggi dari rata-rata Januari-September tahun 2024 sebesar 1.020 dolar AS per ton Cif Rotterdam,” jelas Gapki.
Merespons tren tersebut, salah satu pelaku usaha di industri minyak sawit, PT Bumi Makmur Anugerahagung (BMA), menyampaikan bahwa tren permintaan produk minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) di pasar domestik menjadi indikator positif bagi geliat pasar.
“Melihat hasil penjualan pada semester pertama 2025, BMA optimistis volume penjualan bisa tumbuh dua kali lipat pada tahun ini dibandingkan dengan 2024,” ujar Direktur BMA Cheny Canliarta dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Kamis.
Cheny menambahkan, pihaknya memiliki sejumlah strategi untuk meningkatkan kinerja perusahaan yang beroperasi sejak 2024 itu.
“Dengan strategi ekspansi dan fokus pada produk turunan sawit, BMA optimistis dapat memperkuat posisinya di industri perdagangan CPO nasional. Perusahaan juga berkomitmen mendukung rantai pasok industri sawit yang berkelanjutan dan berdaya saing tinggi,” tutup Cheny. (ant)