Muchendi Bawa Aspirasi Warga OKI ke Senayan
Bupati OKI H Muchendi membawa sejumlah persoalan energi yang membebani masyarakat OKI ke Senayan dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi XII DPR RI--
KAYUAGUNG, KORANRADAR.ID - Bupati Ogan Komering Ilir (OKI) H Muchendi membawa sejumlah persoalan energi yang membebani masyarakat OKI ke Senayan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi XII DPR RI, kemarin di Jakarta.
Ia menyoroti akses BBM bersubsidi bagi nelayan, kebutuhan pembangunan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN), percepatan jaringan gas (jargas) rumah tangga, hingga antrean solar yang kian mengular di SPBU.
Muchendi menegaskan, akses BBM bersubsidi merupakan kebutuhan mendesak ribuan nelayan di pesisir OKI. Pasokan yang terbatas dan distribusi yang belum merata, menurut dia, memaksa nelayan membeli BBM di atas harga semestinya.
“Bagi nelayan, BBM terjangkau itu urat nadi. Tanpa dukungan pasokan yang memadai, aktivitas melaut terganggu dan pendapatan menurun. Kami berharap ada perbaikan mekanisme penyaluran,” ujar Muchendi.
BACA JUGA:Perkuat Soliditas, Kodim 0402/OKI OI Gelar Sertijab Perwira
BACA JUGA:Polres OKI Siap Kawal Jalannya Operasi Zebra Musi 2025
Untuk mengurangi tekanan itu, Pemkab OKI mengusulkan pembangunan tiga SPBN baru di Desa Sungai Lumpur, Pantai Harapan, dan Desa Sungai Sibur.
Keberadaan SPBN di titik strategis tersebut diyakini akan membantu sekitar 6.500 nelayan yang selama ini sangat bergantung pada ketersediaan BBM bersubsidi.
“Lokasi yang kami usulkan berbatasan dengan desa-desa lain bahkan provinsi Bangka dan Lampung, sehingga manfaatnya dapat menjangkau wilayah lebih luas,” katanya.
Selain sektor kelautan, Muchendi menekankan pentingnya percepatan pembangunan jargas rumah tangga di Kota Kayuagung.
BACA JUGA:Kejari OKI Menang Kasasi di MA, Aset Hutan Kota Sah Milik Pemkab OKI
BACA JUGA:OKI Selaraskan Program CSR dengan Prioritas Daerah
Ia menyebut jargas bisa menekan biaya energi, meningkatkan efisiensi rumah tangga, serta memperkuat usaha kecil.
“Kami sudah melakukan pendataan. Ada sekitar 70 ribu warga dan seribu UMKM yang masih bergantung pada LPG 3 dan 5 kilogram. Infrastruktur jargas di wilayah tetangga, Ogan Ilir, sudah tersedia sehingga percepatan di Kayuagung sangat memungkinkan,” tuturnya.