Dari Tumpukan Menjadi Sumber Harapan: Kisah Pembangkit Listrik Palembang yang Mengubah Sampah Menjadi Senyum

 

PALEMBANG, KORANRADAR.ID -Di setiap sudut kota besar, ada pemandangan yang tak terhindarkan: tumpukan sampah. Ia sering dianggap sebagai aib, beban, dan simbol masalah yang tak kunjung usai. Namun, di Palembang, sebuah kisah luar biasa sedang terukir, mengubah perspektif suram itu menjadi cahaya terang harapan. Ini bukan sekadar proyek infrastruktur, melainkan sebuah deklarasi cinta dari Pemerintah Pusat dan PLN untuk memberikan warisan masa depan yang lebih bersih bagi anak cucu.

 

Inilah kisah tentang Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Palembang berkapasitas 17,7 MW. Sebuah monumen yang membuktikan: sampah bukanlah akhir, melainkan awal dari energi yang bermartabat.

 

Simfoni Tanggung Jawab di Meja Rapat

 

Kamis, 23 Oktober. Ruangan di Kantor PLN UIP Sumbagsel dipenuhi aura keseriusan dan gairah. Pertemuan itu dihadiri oleh wajah-wajah penting dari Kemenko, Kementerian Keuangan, hingga Pemerintah Kota Palembang. Mereka berkumpul, bukan untuk berdebat, melainkan untuk merajut komitmen kolektif.

 

Isu lingkungan dan energi bersih, yang dulu mungkin hanya menjadi wacana, kini telah naik ke level prioritas moral bangsa. "PLTSa Palembang disiapkan sebagai benchmark pengolahan sampah menjadi energi di Indonesia," tegas Ridha Yaseer, Asisten Deputi Kemenko Bidang Infrastruktur.

 

Kalimat itu adalah panggilan jiwa. Palembang, secara harfiah, sedang diposisikan sebagai lentera inspirasi. Jika Palembang berhasil beroperasi tepat waktu pada Oktober 2026, ia akan menjadi mercusuar bagi tujuh kota lain. Komitmen Pusat terasa hangat, menjanjikan segala bantuan untuk memuluskan jalan—sebuah dukungan penuh yang menegaskan: kita semua berada dalam perahu yang sama.

 

Pelukan Hangat Pemerintah Kota