Bukan Sekadar Kilang, Pertamina Plaju Menggerakkan Ekonomi, Lingkungan, dan Masa Depan Rakyat Sumsel

Kilang Pertamina Plaju, tidak hanya berfokus pada kinerja operasional dan bisnis, Kilang Pertamina Plaju juga terus menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar melalui beragam program keberlanjutan.--

PALEMBANG, KORANRADAR.ID – Kilang Pertamina Plaju membuktikan bahwa perusahaan energi tidak hanya bicara soal produksi minyak dan gas. Di balik gemuruh mesin dan pipa-pipa raksasa, terdapat denyut pengabdian yang nyata: menyerap ribuan tenaga kerja lokal, mengangkat UMKM dari pinggir ke pusat ekonomi, hingga menyelamatkan spesies langka Sungai Musi dari kepunahan.

Sebagai salah satu objek vital strategis nasional, Kilang Pertamina Plaju menegaskan dirinya bukan hanya penjaga pasokan energi Indonesia, tetapi juga motor perubahan sosial, ekonomi, dan lingkungan di Sumatera Selatan.

Serap Tenaga Kerja Lokal, Wujudkan Kemandirian Ekonomi Masyarakat

Data Human Capital PT KPI RU III Plaju mencatat, dari total 927 pekerja, 505 merupakan Pegawai Waktu Tidak Tertentu (PWTT) lokal, sementara 475 orang lainnya adalah tenaga kontrak lokal. Artinya, lebih dari 80% SDM berasal langsung dari masyarakat sekitar kilang.

“Keberhasilan operasional harus berjalan seiring dengan kesejahteraan rakyat. Kami memastikan masyarakat lokal ikut tumbuh bersama kilang,” demikian komitmen manajemen.

Desa Energi Berdikari: Listrik Terang, Ekonomi Warga Ikut Menyala

Melalui Program Desa Energi Berdikari, Pertamina menghadirkan pembangkit listrik ramah lingkungan untuk wilayah terpencil. Hingga kini, lima unit PLTMH dan tiga PLTS telah menerangi 167 rumah atau 500 jiwa.

Tak sekadar penerangan, energi bersih ini kini melahirkan ekonomi baru:

- Kopi Singapure yang kini naik kelas,

- Budidaya stroberi dan kentang di Rantau Dedap,

- Agroeduwisata Danau Deduhuk yang menarik wisatawan.

Selamatkan Belida Musi, Selamatkan Identitas Sungai

Spesies endemik Belida Musi kini mendapat rumah baru lewat Program Belida Musi Lestari. Sejak 2019, 370 ekor berhasil dikonservasi melalui kegiatan penangkaran, penelitian budidaya, dan edukasi publik.

Tak hanya menjaga ekosistem, program ini juga memberi alternatif ekonomi bagi nelayan melalui diversifikasi ikan konsumsi lain. Kolaborasi dengan BRIN, akademisi, dan pemerintah daerah menjadikan program ini pionir konservasi berbasis komunitas di Sumsel.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan