Ratusan Umat Ikuti Perayaan Kathina dan Ritual Api Homa di Vihara Amitabha Graha Palembang

Rangkaian kegiatan Ulambana di Vihara Amitabha Graha di Jalan Taman Kenten Palembang yang telah berlangsung sebulan penuh, ditutup dengan semarak melalui perayaan Hari Kathina dan penyalaan Api Homa (Ritual Pembakaran).--
PALEMBANG, KORANRADAR.ID – Rangkaian kegiatan Ulambana di Vihara Amitabha Graha di Jalan Taman Kenteng Palembang yang telah berlangsung sebulan penuh, ditutup dengan semarak melalui perayaan Hari Kathina dan penyalaan Api Homa (Ritual Pembakaran). Ratusan umat Buddha dari Palembang dan sekitarnya hadir dengan khusyuk mengikuti ritual pengabdian ke Sangha ini, yang dimulai sejak Minggu (12/10) pukul 17.00 WIB hingga selesai.
Dalam ritual Hari Kathina, yang merupakan salah satu hari besar bagi Umat Buddha setelah masa Vassa (retret musim hujan), umat melafalkan doa-doa suci, membaca paritta dan sutra, serta melaksanakan Dana (berdana). Pemberian dana ini, berupa kebutuhan pokok dan perlengkapan lainnya, didermakan kepada para Bhikkhu/Bhante sebagai bentuk pengabdian ke Sangha untuk menunjang kehidupan mereka di masa mendatang.
Setelah rangkaian Kathina, ritual dilanjutkan dengan pembakaran Api Homa di halaman belakang Vihara Amitabha Graha. Ritual ini memiliki makna spiritual yang mendalam, di mana api tersebut dipercaya sebagai simbol membakar karma buruk dan membuang kesialan yang dialami umat selama setahun terakhir, dengan harapan mendapatkan keberkahan dan keselamatan.
BACA JUGA:Kelenteng Hong San Sie Palembang Rayakan HUT Dewa Kong Tek Cun Ong: Doa untuk Kedamaian Bangsa!
BACA JUGA:Perayaan Akbar di Kelenteng Hong Tiong Bio Palembang, Sajikan Keindahan Malam Sungai Musi
"Hari Kathina adalah momen penting bagi Umat Buddha setelah sebulan menjalani Vassa (masa retret). Pada saat ini, semua umat melakukan dana kepada para Sangha sebagai bentuk pengabdian ke Sangha. Pemberian dana ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup para Sangha ke depan," terang Ketua Vihara Amitabha Graha, Halim Susanto, di sela-sela kegiatan, Minggu (12/10) malam.
Halim Susanto menambahkan, usai Kathina, umat kemudian melaksanakan ritual Api Homa dengan harapan untuk membakar segenap karma buruk atau ketidakberuntungan yang dirasakan dalam setahun terakhir. "Yang kita bakar ini adalah simbol dari karma buruk ataupun kesialan yang kita rasakan selama setahun terakhir. Dengan dibakarnya semua ini, maka hidup kita di tahun mendatang juga akan semakin baik lagi, membawa keberuntungan, keberkahan, dan keselamatan," tegasnya. Beliau juga menyebut bahwa ritual ini menjadi penutup rangkaian kegiatan Ulambana di Vihara tersebut.