BI Sebut Posisi Investasi Internasional RI Meningkat, Dorong Ketahanan Eksternal Ekonomi

Caption : Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso--

JAKARTA, KORANRADAR.ID – Bank Indonesia (BI) melaporkan bahwa posisi investasi internasional (PII) Indonesia mengalami kenaikan pada triwulan II 2025. Peningkatan ini ditandai dengan naiknya kewajiban neto investasi internasional RI menjadi $244,3 miliar AS, dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang sebesar $226,3 miliar AS.
Menurut Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, kenaikan kewajiban neto investasi internasional ini disebabkan oleh pertumbuhan Kewajiban Finansial Luar Negeri (KFLN) yang lebih tinggi daripada pertumbuhan Aset Finansial Luar Negeri (AFLN).

Faktor Pendorong Kenaikan Kewajiban Finansial Luar Negeri (KFLN)

Posisi KFLN Indonesia tercatat meningkat 2,8% secara kuartalan (qtq), mencapai $781,1 miliar AS. Peningkatan ini dipicu oleh masuknya modal asing dalam bentuk investasi langsung dan investasi lainnya. Beberapa faktor kunci yang mendorong kenaikan KFLN antara lain:
Prospek ekonomi Indonesia yang positif, yang menarik masuknya investasi lansung.
Penarikan pinjaman luar negeri oleh sektor swasta.
Pelemahan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang global, termasuk Rupiah.
Kenaikan harga saham di Indonesia, yang membuat aset-aset dalam negeri lebih menarik.

BACA JUGA: Bank Indonesia Sebut Volume Transaksi QRIS Tumbuh 175,2 persen

Kenaikan Aset Finansial Luar Negeri (AFLN) Indonesia

Di sisi lain, posisi AFLN Indonesia juga mengalami kenaikan, meskipun tidak sebesar KFLN. Posisi AFLN tercatat sebesar $536,8 miliar AS, naik 0,7% (qtq).
Peningkatan AFLN ini didorong oleh:
Peningkatan investasi penduduk Indonesia pada berbagai instrumen finansial di luar negeri.
Kenaikan harga aset dan pelemahan nilai tukar dolar AS di negara-negara tempat aset ditempatkan.

BACA JUGA: Bank Indonesia Sebut Volume Transaksi QRIS Tumbuh 175,2 persen

Ketahanan Eksternal Terjaga Berkat Struktur yang Kuat

Secara keseluruhan, Bank Indonesia menilai perkembangan PII Indonesia pada triwulan II 2025 tetap stabil dan mendukung ketahanan eksternal ekonomi. Hal ini terlihat dari rasio PII terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang terjaga sebesar 17,2%.
Selain itu, struktur kewajiban PII Indonesia didominasi oleh instrumen jangka panjang (92,2%), terutama dalam bentuk investasi langsung. Ini menunjukkan stabilitas dan komitmen jangka panjang dari para investor.
Ke depan, BI akan terus memantau dinamika ekonomi global dan memperkuat bauran kebijakan untuk menjaga ketahanan sektor eksternal. BI juga akan terus bekerja sama dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk memantau potensi risiko dari kewajiban neto PII. (ant)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan