BANYUASIN, KORANRADAR.ID — Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Provinsi Sumatera Selatan bersama Himpunan Tani Milenial (HITMI) Sumsel dan Asosiasi Peternakan dan Perunggasan Sumsel (AMPERA) menggelar rapat koordinasi untuk mempercepat sertifikasi Nomor Kontrol Veteriner (NKV). Percepatan ini sangat penting bagi para peternak ayam petelur, khususnya yang berada di Kabupaten Banyuasin, sentra utama penghasil telur di Sumatera Selatan.
Sertifikat NKV adalah dokumen wajib bagi peternak yang menjamin produk asal hewan seperti telur diproses sesuai standar higiene dan sanitasi. Dengan memiliki sertifikat ini, produk telur dari Sumatera Selatan dapat bersaing di pasar yang lebih luas, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Acara yang berlangsung di Palembang ini dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk Kepala DKPP Sumsel, Ir. Ruzuan Efendi, MM, dan Pejabat Otoritas Veteriner (POV) Provinsi Sumsel, Dr. drh. Jafrizal, MM. Sebanyak 70 peserta yang merupakan peternak ayam petelur dari Kabupaten Banyuasin turut hadir.
BACA JUGA:DKPP dan HITMI Sumsel Dorong Percepatan Sertifikasi NKV, Kunci Telur Ayam Palembang Tembus Pasar Internasional
Potensi Besar Banyuasin dan Tantangan Sertifikasi
Dalam arahannya, Kadis DKPP Sumsel menegaskan bahwa sertifikasi NKV adalah kunci untuk meningkatkan mutu dan akses pasar produk unggas. "Kami mendorong sertifikasi NKV secara serentak agar peternak ayam petelur dapat lebih mudah memasarkan produknya, termasuk menembus pasar internasional," ujarnya.
Kabupaten Banyuasin memiliki peran krusial dalam produksi telur dengan populasi ayam petelur mencapai sekitar 9 juta ekor. Produksi hariannya berkisar antara 300–400 ton, dan sebagian besar dikirim ke luar daerah seperti Pulau Jawa dan Bangka Belitung. Namun, dari sekian banyak peternak di Banyuasin, baru 14 unit usaha yang telah mengantongi sertifikat NKV.
POV Sumsel, Dr. drh. Jafrizal, MM, menjelaskan bahwa sertifikasi ini tidak hanya memastikan keamanan pangan, tetapi juga membuka peluang ekspor. Dengan dukungan dari berbagai pihak, termasuk komunitas petani milenial dan asosiasi, target percepatan sertifikasi diharapkan dapat tercapai.
Sementara itu, Ketua Dewan Pembina Himpunan Tani Milenial Sumatera Selatan, Jason Gunawan, S.Kom., menyambut baik inisiatif DKPP Sumsel. "HITMI Sumsel siap berperan aktif mensosialisasikan sertifikasi NKV kepada para peternak," kata Jason.
Percepatan sertifikasi NKV ini diyakini akan memperkuat posisi Sumatera Selatan sebagai lumbung pangan telur berkualitas internasional, dan memastikan produk dari peternak Banyuasin dan Palembang memiliki daya saing tinggi.