DKPP dan HITMI Sumsel Dorong Percepatan Sertifikasi NKV, Kunci Telur Ayam Palembang Tembus Pasar Internasional

Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Provinsi Sumatera Selatan bersama Himpunan Tani Milenial (HITMI) Sumsel dan Asosiasi Peternakan dan Perunggasan Sumsel (AMPERA) menggelar rapat koordinasi penting pada Kamis (21/8). Pertemuan ini berfokus pada --

 

PALEMBANG – Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Provinsi Sumatera Selatan bersama Himpunan Tani Milenial (HITMI) Sumsel dan Asosiasi Peternakan dan Perunggasan Sumsel (AMPERA) menggelar rapat koordinasi penting pada Kamis (21/8). Pertemuan ini berfokus pada percepatan sertifikasi Nomor Kontrol Veteriner (NKV) bagi unit usaha budidaya ayam petelur di Sumsel.

Sertifikat NKV adalah dokumen resmi yang menjamin produk pangan asal hewan diproses dengan standar higienis dan sanitasi tinggi. Sesuai Peraturan Menteri Pertanian, sertifikat ini wajib dimiliki peternak dan menjadi syarat utama untuk meningkatkan daya saing produk unggas di pasar nasional maupun global.

Acara ini dihadiri oleh para tokoh penting, termasuk Kadis DKPP Sumsel, Ir. Ruzuan Efendi, MM, Pejabat Otoritas Veteriner Provinsi Sumsel, Dr. drh. Jafrizal, MM, perwakilan dari HITMI Sumsel dan AMPERA, serta 70 peternak ayam petelur dari Kabupaten Banyuasin.

BACA JUGA:Gelar Sarasehan, HITMI Sumsel Siap Menangkan Herman Deru

Sertifikasi NKV untuk Akses Pasar yang Lebih Luas

Kepala Dinas DKPP Sumsel, Ir. Ruzuan Efendi, MM, menekankan bahwa sertifikasi NKV adalah langkah krusial untuk meningkatkan mutu dan akses pasar produk unggas asal Sumsel. "Kami mendorong sertifikasi NKV secara serentak agar peternak dapat lebih mudah memasarkan produknya, tidak hanya di dalam negeri, tapi juga menembus pasar internasional," tegasnya.

Menanggapi hal ini, HITMI Sumsel menyatakan komitmen penuh untuk mendukung program strategis DKPP. HITMI menyoroti pentingnya pendampingan intensif dari hulu ke hilir agar peternak tidak menghadapi kendala birokrasi.

Banyuasin, Sentra Telur Sumsel, Perlu Percepatan NKV

Kabupaten Banyuasin dikenal sebagai sentra utama produksi telur di Sumatera Selatan, dengan populasi ayam petelur mencapai 9 juta ekor dan produksi harian hingga 400 ton. Sebagian besar telur ini dikirim ke luar daerah, seperti Pulau Jawa dan Bangka Belitung. Namun, sayangnya, sebagian besar peternak masih belum memiliki sertifikat NKV. Sampai saat ini, baru 14 unit usaha yang sudah mengantongi sertifikat tersebut.

Pejabat Otoritas Veteriner Sumsel, Dr. drh. Jafrizal, MM, menambahkan bahwa percepatan sertifikasi ini tidak hanya menjamin keamanan pangan, tetapi juga membuka peluang besar untuk ekspor. Sementara itu, AMPERA menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah, asosiasi, dan komunitas petani milenial agar target percepatan ini bisa tercapai secara optimal.

BACA JUGA:Bersama Pemuda Tani HKTI Muara Enim, Hitmi Sumsel Gelar UKMK Sawit Talk

Di tempat terpisah, Ketua Dewan Pembina Himpunan Tani Milenial Sumatera Selatan, Jason Gunawan, S.Kom., memberikan apresiasi tinggi kepada DKPP Sumsel. "HITMI Sumsel siap berperan aktif untuk mensosialisasikan terkait sertifikasi NKV kepada peternak dalam binaan kami," ungkapnya.

Dengan kolaborasi berbagai pihak, percepatan sertifikasi NKV di Sumatera Selatan diharapkan dapat segera terwujud. Langkah strategis ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas produk, memperluas pasar, dan memperkuat posisi Sumsel sebagai lumbung pangan telur berstandar internasional.

 
 
 
 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan