Cerita Cangkang Siput

--

Menurut legenda, dahulu kala, siput tidak bercangkang. Siput setelah lahir tidak butuh waktu lama, mereka dapat bergerak merangkak dengan bebas, dan sangat cepat. Namun, ketika bertemu dengan rumput, siput segera memperlambat langkah kakinya dengan hati-hati merangkak takut tertusuk oleh rumput, takut tubuhnya terluka. Ketika menghadapi angin badai, siput akan mencari tempat berlindung, takut diterbangkan oleh angin kencang.

Secara bertahap, langkah kaki siput menjadi sangat lamban, dan setiap melangkah dia akan sangat berhati-hati takut terhadap ini dan itu, karena selalu takut disakiti, sehingga dia diperbudak oleh rasa takut, menjadi tidak berpendirian, takut menghadapi realitas perubahan, berubah menjadi kehilangan ketegaran untuk melangkah lebih maju.

Untuk melangkah ke depan, baginya terlihat sangat jauh dan riskan, sehingga keberanian untuk bergerak maju, menjadi benar-benar hancur. Karena takut dirinya disakiti, sehingga selalu hanya melindungi diri sendiri, tetapi tidak mampu menerima sedikit rasa sakit, rasa takut secara psikologis, seperti lapisan cangkang perlahan-lahan tumbuh di punggungnya, dan semakin lama semakin besar, besar sampai menutupi seluruh tubuh siput. Setiap kali menghadapi masalah, siput pertama-tama akan bersembunyi didalam cangkang tersebut, dengan sukarela bersedia menjadi budak menderita ketakutan psikologis, dan sangat tergantung pada perlindungan cangkang tersebut, bahkan sangat menghormatinya!

Sejak itu, siput benar-benar kehilangan kemampuan untuk mendominasi kehidupan. Setiap hari, dia hanya menyeret cangkang bodoh ini, berjalan dengan perlahan, dia benar-benar kehilangan kesadaran utama karena keterikatannya, tenggelam dalam lapisan cangkang sempit ini, mengganggapnya sebagai sarangnya sendiri, sama sekali tidak ingat sifat sejati dari kehidupannya! (era)

Tag
Share