OJK Sektor Jasa Keuangan Sumbagsel Stabil dan Dukung Ekonomi Nasional

Kepala OJK Sumsel Babel, Arifin Susanto.--

PALEMBANG, KORANRADAR.ID - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Sumatera Selatan melaporkan kinerja positif sektor jasa keuangan di wilayah Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel), meliputi Sumsel, Bangka Belitung, Jambi, Lampung, dan Bengkulu. Sampai April 2025, sektor ini dinilai stabil dan tumbuh positif, berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional melalui perbankan, pasar modal, dan industri keuangan nonbank (IKNB).

Perbankan meliputi, Aset perbankan: Tumbuh 8,10% (yoy) menjadi Rp347,65 triliun. Penyaluran kredit: Naik 8,86% menjadi Rp308,97 triliun, didominasi kredit konsumtif (43,07%), dengan NPL net stabil di 0,99%, DPK (Dana Pihak Ketiga): Tumbuh 7,11% menjadi Rp274,51 triliun; 55,71% berupa tabungan.

Juga Sektor dominan: Pertanian, Perburuan, Kehutanan (Rp57,83 triliun); pertumbuhan tertinggi pada sektor Real Estate dan Jasa (naik 37,08%) dan UMKM: Penyaluran kredit Rp120,60 triliun (39,03% dari total kredit), melebihi target nasional (30%).

Begitu juga, Pasar Modal meliputui, Investor: 997.310 investor (+12,20% yoy), didominasi reksa dana (94,62%), Distribusi investor: Sumsel (39,14%), Lampung (32,73%), Jambi (14,13%), Transaksi saham: Rata-rata transaksi April 2025 sebesar Rp7,74 triliun dan Penjualan reksa dana: Tumbuh 65,28% menjadi Rp732,33 miliar, kata Kepala OJK Sumsel Babel, Arifin Susanto, dalam keterangan persnya. Senin, 30 Juni 2025 

Untuk Industri Keuangan Nonbank (IKNB), Pembiayaan: Rp41,88 triliun (+1,21% yoy), 9,42 juta kontrak (+56,31%). NPF: Terjaga di 2,05%–2,95%, terendah di Bengkulu.

Adapun jenis pembiayaan dominan pada Multi Guna, disusul Investasi dan Modal Kerja. Melipuiti Fintech Lending; Lender Naik 70,72% menjadi 898.767 rekening.

Borrower turun 34,15% menjadi 22.872 rekening dan Outstanding pinjaman Rp4,77 triliun.

Edukasi dan Perlindungan Konsumen: Pengaduan APPK (per 26 Juni 2025) berjumlah 1.554 kasus; 59,27% dari sektor IKNB, Tingkat penyelesaian: 79,99% (termasuk 0,88% melalui LAPS).

  • Masalah dominan: SLIK, perilaku penagihan, dan restrukturisasi (terutama di fintech pinjaman multiguna).
  • Aktivitas ilegal (SATGAS PASTI): 783 laporan; 93,87% pinjol ilegal, 3,70% social engineering, 2,43% investasi ilegal.
  • Keluhan terbanyak: Terkait penagihan agresif (pinjol) dan penipuan/cyber fraud (investasi ilegal).

Sedangkan untuk Literasi & Inklusi Keuangan, Edukasi keuangan: 195 kegiatan, 36.071 peserta (Masyarakat Umum, Pelajar/Mahasiswa, Komunitas). Sinergi: Melalui TPAKD bersama Pemprov Sumsel, BI, DJPb, dan lembaga keuangan.

Program TPAKD 2025: Aksi Pangan Sumsel 2025–optimalisasi komoditas unggulan. Desa Sumsel Terus Maju–inklusi keuangan desa, Sumsel Religius Berekonomi Syariah–program GERAKS & Gebyar Laksan, Youngpreneur Summit 2025 literasi pasar modal dan Sumsel Wonderful 2030–sinergi UMKM dan pariwisata.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan