Hari Dunia Menentang Pekerja Anak: GAPKI Raih PAACLA Award 2025

Sumarjono Saragih, Ketua GAPKI Bidang Pengembangan SDM yang hadir menerima penghargaan di Hotel Arya Duta Jakarta (12/6)--

KORANRADAR.ID  -GAPKI menerima apresiasi Special Award dari PAACLA (Partnership for Action Against Child Labour in Agriculture). PAACLA adalah inisiatif Pemerintah BAPPENAS bersama sejumlah stakeholders dalam upaya penanggulangan pekerja anak di perdesaan pertanian.
Tahun 2025 data ILO (International Labour Organisation), di dunia masih ada 138 juta pekerja anak. Menjadi menantang 61% sebaran pekerja anak ada di perdesaan. 
Hari ini, PAACLA memperingati Hari Dunia Menentang Pekerja Anak (HDMPA). Dunia menetapkan tanggal 12 Juni sebagai hari World Day Against Child Labour. 
Pemberian penghargaan kepada sejumlah pihak jadi salah satu agenda. "Penghargan diberikan kepada GAPKI atas sejumlah upaya berkesinambungan dalam mempromosikan sawit tanpa pekerja anak" ujar Sumarjono Saragih, Ketua GAPKI Bidang Pengembangan SDM yang hadir menerima penghargaan di Hotel Arya Duta Jakarta (12/6).
 
 
"Sawit bukan saja tanpa pekerja anak. Itu normatif regulasi. Lebih dari itu, yakni sawit ramah anak. Perusahaan perkebunan sawit menyediakan akses dan fasilitas yang layak untuk pendidikan, kesehatan, day care dan prasarana lainya." lanjut Sumarjono.
Sebagai sektor di perdesaan, sawit banyak mendapat tekanan tentang isu pekerja anak. Perusahaan sawit tentu tunduk pada regulasi yang melarang pekerja anak.
Secara kolaboratif, GAPKI mengabil inisiatif berkampanye dan membagikan praktek baik. Melalui seminar, loka karya dan publikasi Buku Panduan Sawit Indonesia Ramah Anak (SIRA).
 
 
Terbaru tahun 2024, publikasikan SIRA melalui video. Dengan cara itu kita harapkan semua ekosistem industri sawit dan ekonomi pertanian di perdesaan memahami pentingnya aktivitas ekonomi tanpa pekerja anak. Menghormati, melindungi dan memenuhi hak anak adalah pekerjaan semua elemen masyarakat.
Dunia terus berpacu memberantas keterlibatan pekerja anak dalam ratai ekonomi. Kabar baiknya, ada penurunan jumlah signifikan. Secara global berkurang 20 juta dalam 5 tahun terakhir.
Secara nasional, Indonesia juga mencapai kemajuan yang menggembirakan. Pemerintah memiliki sejumlah program. Ada peta jalan mengakhiri pekerja anak.
Ada inisiatif kota dan kabupaten layak anak. Industri sawit pun berkontribusi nyata. GAPKI sebagai organisasi pengusaha sawit, diganjar special award atas kontribusi nyata sejak 2021. Mempromosikan sawit ramah anak.
Sawit Indonesia bekelanjutan, bukan saja tanpa pekerja anak. Itu harus dan penting. Tapi sawit Indonesia berkelanjutan harus ramah anak. Menjadi kunci menuju generasi Indonesia Emas 2045. GAPKI dan industri sawit sudah dan akan terus bergerak. Namun GAPKI sendiri tidak cukup. Harus ada upaya lebih masif dan kolaboratif. Inisiatif dan leadership kepala daerah menjadi kunci. Dalam pemerintahan otonomi daerah, mereka bisa menjadi regulator dan orkestrator. Semoga.
 
Sumarjono Saragih
○ Ketua GAPKI Bidang Pengembangan SDM
○ Chairman Founder WISPO (Worker Initiatives for Sustainable Palm oil

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan