Feby Yoland Effendy, Ketua ASITA Sumsel Langkah Gesit Bidik Wisata Kesehatan

Feby Yoland Effendy --
PALEMBANG,KORANRADAR.ID – Terpilih sebagai Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) Sumatera Selatan periode 2025 - 2030, Feby Yoland Effendy akan mengambil langkah cepat dan gesit untuk meningkatkan kunjungan wisatawan ke Sumsel, salah satunya dengan health tourism atau wisata kesehatan
“Sesuai arahan Gubernur Sumsel saat pelantikan kemarin, beliau mengatakan bagaimana mengubah persepsi wisatawan. Kalau selama ini orang Palembang berbondong-bondong berobat ke Malaysia, kita akan buat kebalikannya, karena infrastruktur rumah sakit kita sudah sangat bagus,” tuturnya saat dibincangi kemarin.
Untuk itu, ASITA Sumsel akan mengemas paket wisata kesehatan dan akan melakukan hubungan kerja sama dengan pihak rumah sakit seperti RSMH Palembang yang menurut dia memiliki fasilitas terlengkap.
Menurut Direktur Utama PT Cindo Citra Tour Travel Palembang ini, rumah sakit sebaiknya tidak hanya sebagai tempat berobat saja, tapi bagaimana membawa rasa nyaman bagi pasien dan orang yang menunggu pasien.
BACA JUGA:Elysa Dian Thamrin, Kuliah Finance di Amerika, Pulang jadi Sales Counter
“Dalam tahap pengobatan, mereka bisa dihibur dengan atraksi wisata, kuliner, shopping yang tidak memberatkan buat mereka. Nah, kemasan yang seperti itu kami harus belajar lagi dan apakah bisa diterapkan di kota Palembang dan Sumsel,” ucap Profesional Trainer sejak tahun 2010 ini.
Perempuan cantik ini juga menyebutkan, sebagian besar wisatawan lokal lebih memilih berobat ke luar negeri seperti Penang Malaysia. “Mindset mereka, kalau berobat ke Penang pasti sembuh, kita mau ubah persepsi mereka. Berobat ke Palembang juga bisa, selain lebih terjangkau, kita ada wisata kesehatan tradisional,” jelasnya.
Wisata kesehatan tradisional juga digadang memiliki daya tarik. Seperti ahli urut patah tulang yang cukup banyak di Palembang dapat menjadi alternatif pengobatan.
Namun, kata Feby untuk mengangkat wisata kesehatan tradisional tetap harus ada survey dan kajian khusus apakah memang benar-benar memiliki sertifikat yang jelas dan memiliki keabsahan kesehatan.
Tidak berhenti sampai di situ saja, pihaknya juga akan bersinergi dengan pemerintah, untuk terus menggali dan meningkatkan potensi objek wisata, atraksi wisata termasuk infrastruktur.
“Seperti di Palembang ada wisata Sungai Musi. Sebelum ke sana, bisa mengunjungi Kampung Arab Al Munawar, kita bisa angkat atraksi makan nasi briyani ramai-ramai. Palembang ini harus kita akui terkenal dengan religi, historis, kuliner, dan sport tourism. Itu dulu aja yang kita angkat,” urainya.
Untuk mewujudkan semua itu, diakui mantan penyiar O Channel TV Jakarta dan TVRI Sumsel ini, ASITA tidak bisa sendiri. Pihaknya akan merangkul pemerintah, akademisi, pelaku pariwisata, termasuk media untuk terus mendengungkan berita terkait hal ini.
“Kalau semua berjalan lancar, tidak hanya dapat meningkatkan PAD, namun bisa jadi multiplier effect untuk pariwisata. Seperti kami travel agent dapat uang, restoran, hotel, tempat oleh-oleh, objek wisata, dan lainnya akan dapat keuntungan semua,” pungkasnya. (hen)