Sambut Waisak 2025, Vihara Dharmakirti Palembang Gelar Yifo

Menyambut hari raya Waisak 2025, Vihara Dharmakirti yang terletak di jalan Inspektur Marzuki Palembang menggelar kegiatan Yifo Minggu 4 Mei 2025 mulai pukul 09.00 wib.--

PALEMBANG, KORANRADAR.ID   -  Menyambut hari raya Waisak 2025, Vihara Dharmakirti  yang terletak di jalan Inspektur Marzuki Palembang menggelar kegiatan Yifo Minggu 4 Mei 2025 mulai pukul 09.00 wib. Hadir dalam kegiatan Yifo tersebut ketua Yayasan Buddhakirti Palembang Zewwy Salim, pembina Vihara Dharmakirti Drs Darwis Hidayat  MM, ketua Vihata Dharmakirti San San dan ribuan umat Buddha Yang ada di kota Palembang.

Pembina Vihara Dharmakirti Drs Darwis Hidayat  MM didampingi Ketua Yayasan Buddhakirti Palembang Zewwy Salim dan ketua Vihara Dharmakirti San Dan , mengatakan,  kalau ritual Yifo ini merupakan rangkaian untuk menyambut hari raya Waisak 2025.

“Kita banyak menggelar kegiatan menyambut Waisak ini, selain Yifo kita juga hari ini Minggu 4 Mei 2025 menggelar kegiatan bersih bersih  vihara dan pekan athasila,,"katanya.

Darwis juga mengatakan, sebelum menggelar kegiatan Yifo, pada tanggal 13 April 2025  juga telah digelar kegiatan Sebulan Athasila, ritual Pindapatta dan baksos Donor Darah,  lalu pada Jumat 15 April 2025  digelar kegiatan Day Of Mindfulness,  pada Minggu  20 April  2025  pembekalan wisudhi dan bakti sosial, lalu Minggu 27 April 2025 telah digelar kegiatan baby blessing dan pengambilan air bersih,  30 April digelar kegiatan chanting Da Bei Zhou,

BACA JUGA: Sambut Waisak 2025, Walubi Sumsel Karya Bhakti ke Makam Pahlawan

"Kegiatan kota lainnya yang akan digelar   yakni pada  Kamis 8 Mei 2025  ziarah ke Bukit Siguntang, 5-12 Mei digelar pekan meditasi di bawah pohon bodhi, minggu 11 Mei Upacara Wisudhi,penyalaan pelita  dan pemberkahan parcel, Senin 12 Mei peringatan trisuci Waisak, pelepasan, meditasi detik detik sidhi dan terakhir pada Kamis 29  Mei 2025 digelar kegiatan peave walk,"ucapnya.

Darwis jufa  menjelaskan Yifo atau  pemandian Rupang ini juga dimaknai bahwa umat Buddha harus suci dalam ucapan, pikiran dan perbuatan. Air untuk memandikan rupang inilah juga dimaknai umat Buddha harus suci lahir dan batin.

“Oleh sebab itu pemandian Rupang ini harus menjadi refleksi diri umat Buddha senantiasa membersihkan diri lahir dan batin baik ucapan, pikiran dan perbuatan seperti ajaran Buddha itu sendiri,” katanya.

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan