Kilang Pertamina Plaju Ajak Mahasiswa
Area Manager Communication, Relations dan CSR RU III Siti Rachmi Indahsari bertindak sebagi moderator saat memperkenalkan tiga pemateri dari latar belakang pemerintah, akademisi dan mahasiswa sebagai wakil generasi muda, memaparkan materinya di hadapan ra--
Kerjasama antara pemerintah, universitas, dan industri sangatlah penting dalam pengembangan energi hijau. Dengan sinergi yang kuat, diharapkan dapat menciptakan solusi berkelanjutan untuk masa depan yang lebih baik.”jelasnya.
Senada, Ketua BEM Universitas Sriwijaya Mohd. Azra D. Dzaky mengangkat isu penting mengenai tanggung jawab generasi muda dalam pengembangan EBT, yang akan menjadi pengguna utama pada beberapa dekade kedepan.
"Mahasiswa memiliki peran besar dalam mengadvokasi dan menjadi garda terdepan dalam riset untuk masa depan yang berkelanjutan. Selain itu, pemuda dapat juga mengambil peran dengan mengembangkan karir di bidang energi. "Di samping itu juga dapat melakukan advokasi, sosialisasi, dan kampanye energi bersih kepada masyarakat," ujarnya.
Seperti yang telah di jelaskan, kilang Pertamina Plaju juga turut berkontribusi dalam peningkatan portofolio energi hijau, dimana kilang ini selain memproduksi BBM ramah lingkungan, juga terus berupaya menurunkan emisi dalam proses operasional dan bisnisnya.
Pada awal 2023 lalu, kilang ini mendapat mandatory dari pemerintah untuk menyediakan produk Biosolar B35, yang merupakan bahan bakar nabati (BBN) berbasis minyak kelapa sawit, yang mengandung 35 persen Fatty Acid Methyl Ester (FAME) sebagai produk turunan Crude Palm Oil (CPO), sementara 65 persen lainnya merupakan BBM jenis Solar dari energi fosil.
Selain itu, demi menopang proses bisnisnya tetap menggunakan energi bersih, perusahaan telah memasang Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas sebesar 2,25 Mega Wattpeak (MWp), dan terinstalasi juga Solar Cell yang menghasilkan energi listrik sebesar 3.000 Wp untuk operasional perkantoran di Plaju.
Tidak hanya untuk kepentingan perusahaan, Kilang Pertamina Plaju pun turut mendorong agenda transisi energi bersih di masyarakat.
Lewat berbagai program Corporate Social Responsibility (CSR) atau Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), perusahaan telah mengajak masyarakat memanfaatkan sumber daya alam sebagai sumber energi.
Lewat program Desa Energi Berdikari di Kabupaten Muara Enim dan Lahat misalnya, masyarakat terpencil di dua dusun terpencil di kabupaten itu telah terelektrifikasi berkat Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) dengan total daya 30.000 Wp.
Di pesisir Sumsel, tepatnya di Dusun Sembilang, Kilang Pertamina Plaju juga memberdayakan masyarakat sekitar dengan tenaga matahari, yang dipasangi Solar Cell lewat program Bahari Sembilang Mandiri, dengan total energi dihasilkan sebesar 6.000 Wp dan mampu menghidupi aktivitas masyarakat lokal yang belum terelektrifikasi utuh.
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) perajin tempe di Kelurahan Plaju Ulu, yang dibina perusahaan lewat program Kampung Pangan Inovatif, juga digerakkan tenaga listrik dari Solar Cell berkapasitas 2.000 Wp.
"Usia 6 tahun PT KPI menjadi momentum berharga bagi kami untuk terus mengolah energi terbaik untuk negeri, berkomitmen dalam agenda pencapaian Net Zero Emission pada 2060, dengan terus mengadaptasi EBT untuk mendukung penuh target pemerintah," tutup Rachmi. (dav)