Kilang Pertamina Plaju Ajak Mahasiswa

Area Manager Communication, Relations dan CSR RU III Siti Rachmi Indahsari bertindak sebagi moderator saat memperkenalkan tiga pemateri dari latar belakang pemerintah, akademisi dan mahasiswa sebagai wakil generasi muda, memaparkan materinya di hadapan ra--

Songsong Net Zero Emission di Sumsel

PALEMBANG, KORANRADAR.ID - Sebagai salah satu perusahaan energi yang berdiri di Sumsel, Kilang Pertamina Plaju (PT Kilang Pertamina Internasional Refinery Unit III Plaju) turut mendorong agenda transisi energi bersih lewat perannya dalam pengembangan ekosistem Energi Baru Terbarukan (EBT) berbasis energi hijau.

Tak hanya di lingkup perusahaan lewat berbagai inovasi produk dan prosesnya, semangat transisi energi juga terus ditularkan pada kalangan mahasiswa di Kota Palembang. Dalam rangka Bulan Energy and Loss 2023, Kilang Pertamina Plaju menggelar seminar bertajuk "Pengembangan Energi Baru Terbarukan sebagai Wujud Transisi Energi menuju Net Zero Emission dalam Pembangunan di Wilayah Sumatera Selatan. 

Area Manager Communication, Relations dan CSR RU III Siti Rachmi Indahsari bertindak sebagi moderator langsung memperkenalkan tiga pemateri dari latar belakang pemerintah, akademisi dan mahasiswa sebagai wakil generasi muda, memaparkan materinya di hadapan ratusan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Kota Palembang hadir di Hall Kantor OPI, Selasa (28/11/2023). 

Selanjutnya, Kepala Bidang Energi Dinas ESDM Provinsi Sumatera Selatan Dr. Aryansyah MT, sebagai salah satu pembicara, menggarisbawahi komitmen Pemerintah Provinsi untuk meningkatkan bauran energi dan mendukung target bauran energi nasional. 

"Pemprov Sumsel berkomitmen untuk melibatkan semua pihak terkait dalam pengembangan sektor EBT guna menciptakan pemanfaatan energi bersih yang merata ke seluruh lapisan masyarakat," ungkap Dr. Aryansyah.

Ia mengungkap, realisasi bauran EBT di Sumsel pada 2022 lalu berhasil menyentuh angka 23,85 persen, di antara energi minyak bumi (21,88 persen), gas bumi (22,68 persen) dan batu bara (31,59 persen).

Untuk peningkatan bauran EBT pada tahun 2023 dan tahun-tahun berikutnya, kata Aryansyah, dapat dilakukan dengan optimalisasi potensi pemanfaatan EBT yang sebesar 21.032 Megawatt (MW), dan saat ini baru termanfaatkan sebanyak 973,95 MW atau sekitar 4,63 persen. Potensi itu terdiri dari energi bayu/wind (301 MW), hidro (448 MW), bioenergi (2.132 MW) dan solar/matahari (17.233 MW).

Oleh karena itu kata dia, diperlukan penyelarasan kebijakan dan harmonisasi strategi antara pemerintah dengan dunia usaha. 

Pemprov Sumsel sendiri, kata dia, telah mendukung percepatan program kendaraan motor listrik berbasis baterai untuk transportasi jalan. 

Pihaknya juga mengklaim telah aktif mensosialisasikan, membina, dan mengawasi pelaksanaan konservasi energi ke perusahaan dan industri secara bertahap. Di samping itu, telah dimasifkan penggunaan transportasi massal yang menggunakan energi listrik (LRT).

Dalam melibatkan dunia usaha, Pemprov Sumsel sendiri aktif mendorong pihak swasta untuk ikut serta mengembangkan energi terbarukan baik untuk memenuhi kebutuhan perusahaan, maupun implementasi program CSR/TJSL.

Lebih lanjutnya juga di paparkan Akademisi Teknik Kimia Universitas Sriwijaya, Dr. Budi Santoso, S.T., M.T., menjelaskan peran penting universitas sebagai lokomotif pengembangan intelektual dalam energi hijau. 

"Universitas dapat menjadi pusat keunggulan dalam riset dan pendidikan, menghasilkan solusi berkelanjutan untuk kebutuhan energi masa depan," tambah Dr. Budi.

Tag
Share