Menurut Septi, salah satu kendala yang dihadapi pembudidaya, adalah tercukupinya kebutuhan pakan ikan. Tingginya harga pakan berdampak pada margin usaha pembudidaya.
Melalui program TJSL Belida Musi Lestari, Kilang Pertamina Plaju fokus pada isu biodiversitas (keanekaragaman hayati) perikanan khas Sumsel, seperti Belida (Chitala Lopis & Notopterus notopterus) yang kini terancam punah, dimana saat ini, bersama Badan Riset & Inovasi Nasional (BRIN), Pertamina telah mengkonservasi sebanyak 273 ikan Belida.
Selain itu, untuk memitigasi dan mencegah ikan-ikan lokal Sumsel lain agar tak mengalami ancaman kepunahan seperti Belida, dilakukanlah budidaya dalam kawasan perikanan terintegrasi seperti yang saat ini dilakukan oleh Pokdakan Barokah dan Tunas Makmur di Sungai Gerong. Dua Pokdakan ini turut pula menjadi ekosistem pendukung konservasi dengan menyediakan pakan hidup untuk konservasi ikan Belida. Masyarakat pun punya kesempatan belajar lebih dulu secara berkala soal konservasi Belida jika nanti sudah siap dilepas ke masyarakat.
Hadirnya Kilang Pertamina Plaju dalam upaya mendukung sektor perikanan di Kabupaten Banyuasin ini, menjadi wujud dukungan pada tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) ke-14, untuk melestarikan dan memanfaatkan sumber daya kelautan secara berkelanjutan. Selain itu, program ini juga sejalan dengan prinsip ESG (Environmental, Social & Governance). (mun)