"Mulai berdiri sejak 2021. Selain dukungan pemerintah dan swasta juga dari masyarakat. Bahkan saat pembangunan dulu masyarakat urunan hasil panen sawit," jelas dia.
Saat ini sekolah tersebut mendidik 163 siswa, dengan 6 ruang belajar. Orang tua siswa tidak dibebani dengan biaya SPP.
"Cukup 100 ribu, selebihnya seikhlas orangtua wali. Kami juga gratiskan untuk anak yatim dan tidak mampu," ujar dia.
Untuk membiayai operasional sekolah jelas Adi, dibiayai melalui pengelolaan kebun sawit serta beberapa unit usaha lainnya.
"Jadi kami tidak akan menaikkan SPP atau menurunkan gaji guru tapi bagaimana kita mengembangkan unit usaha milik sekolah untuk operasional sekolah," terangnya.
Supriyadi dan Darmini orang tua Yidha tak henti menahan tangis haru saat mendampingi putranya beraudiensi dengan Pj. Bupati OKI.
"Anaknya memang tekun, sejak SD sering juara kelas, Ibu selalu mendoakan yang terbaik untuk anaknya," ungkapnya.
Sementara Supriyadi mengaku bangga dan akan bekerja keras agar putranya bisa meraih cita-cita.
"Saya ini petani, cuma tamat SD, saya pengen anak saya jadi orang pintar. Sekolah tinggi biar bisa bermanfaat untuk keluarga dan orang lain," harap dia.
Sementara Yidha Firmanta Elhuda Peraih medali perak di Singapura berharap bahwa raihannya dapat menjadi pemicu dirinya berprestasi lebih baik dan menjadi motivasi bagi yang lain.
"Termasuk meningkatkan minat untuk matematika dan sains buat yang lain," katanya. (eml)