Indri berprinsip bahwa isu gender bukan menjadi hambatan untuk menjadi leader. “Karena kita punya kemampuan, passion dan kemampuan memimpin,” ujarnya. Standar itu berlaku bagi semua perempuan yang bekerja di kilang, perkapalan dan perkantoran.
Kemudian, ada Dewi Nanti Ratumanik, pekerja perempuan di Garda Terdepan (frontline), yang menghadapi pekerjaan dengan risiko tinggi yang tak kalah menantang. Ia memiliki tanggung jawab terhadap penyaluran stock bahan baku/produk Pertamina, serta menjaga keandalan jaringan distribusi.
Bekerja selama delapan jam sehari pun tidak lantas membuatnya melalaikan kewajiban rumah tangga.
Kesempatan yang sama bagi perempuan untuk berkarya di Kilang Pertamina Plaju pun telah dijamin dengan adanya Gender Equality, setiap pekerja memiliki kesempatan yang sama untuk mengembangkan karir berdasarkan pertimbangan kompetensi dan penilaian kinerja.
Rachmi mengungkapkan, Di Pertamina, bahkan ada komunitas Perempuan Pertamina Tangguh Inspiratif Wibawa Independen (PERTIWI), sebagai komitmen perusahaan dalam mendukung penuh langkah pekerja yang tergabung di dalamnya untuk mengukir prestasi hingga tingkat global dan mewujudkan prinsip kesetaraan gender di lingkungan perusahaan.
“Sebagaimana perusahaan energi global lainnya yang mewadahi komunitas pekerja perempuan, PERTIWI dibentuk sebagai wadah inklusif pekerja perempuan Pertamina untuk meningkatkan kemampuan dan menyiapkan kader pemimpin untuk berkontribusi pada sosial masyarakat dan global,” ujarnya. (dav)