Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Para pembaca yang budiman, bulan Ramadhan menjadi momen istimewa untuk merenungkan berbagai aspek kehidupan, termasuk hubungan kita dengan orang tua. Kewajiban berbuat baik kepada orang tua ditegaskan dalam Al-Qur’an Surat Al-Isra ayat 23-2.
"Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia." (QS. Al-Isra: 23).
Berdasarkan ayat di atas, Allah telah memerintahkan kepada kita untuk senantiasa mengesakan Allah dan berbuat baik kepada kedua orangtua. Bahkan Tindakan / atau perbuatan kita baik atau buruk kepada orangtua akan berdapak kepada kita baik di dunia maupun di akhirat.
Balasan Allah di Dunia:
Ketaatan dan kebaktian kepada orang tua dijanjikan Allah SWT dengan balasan yang berlimpah di dunia dan akhirat. Yakinlah jika kita memuliakan orangtua, menjaga perasaan orangtua maka Allah akan melapangkan rezekinya, Allah akan mempermudah segala urusannya. Dalam Sejarah telah diceritakan sebagai I’tibar bahwa ada dua gambaran dan kondisi dampak berbakti atau durhaka kepada orangtua.
Kisah Al-Qomah
Sebagai contoh, terdapat kisah Al-Qomah, seorang anak yang tanpa sengaja menyakiti perasaan ibunya yang sudah tua renta. Semenjak menikah yang menjadi prioritas adalah istrinya dan terkadang Al Qomah lupa akan ibunya. Perasaan yang sakit dan kecewa membuat ibunya terbesit di dalam hatinya tidak ridho kepada anaknya Al Qomah. Hal tersebut membuat Al Qomah pada saat syakaratul maut tidak mampu mengucapkan kalimat Laa Ilaaha Illallah. Hingga akhirnya Rasulullah SAW memerintahkan para sahabat untuk mengumpulkan kayu bakar untuk membakar Al Qomah karena Rasul tahu Al Qomah termasuk sahabat yang taat beribadah kepada Allah SWT. Karena hati seorang ibu, yang tidak akan rela melihat anaknya menderita membuat ibunya ridho dan AL Qomah mampu mengucapkan kalimat Laa Ilaaha Illallah.
Kisah Uwais Al Qarni:
Di sisi lain, kisah Uwais Al Qarni seorang pemuda yang hidup di zaman Rasul tapi hingga akhir hayatnya tidak bisa berjumpa dengan Rasulullah SAW. Uwais Al Qarni seorang pemuda yang sangat taat kepada ibunya dan menunjukkan keutamaan berbakti kepada orang tua. Meskipun miskin, ia rela berjalan jauh untuk menjemput ridha sang ibu. Kerinduan dia ingin berjumpa dengan Rasulullah harus ia pendam didalam hatinya karena dia senantiasa tidak tenang jika jauh dari ibunya yang sudah tua lagi buta. Karena ketaatannya yang luar biasa kepada ibunya, hingga ibunya mendoakan putranya yang mengantarkan Uwais pada kedudukan mulia di sisi Allah SWT. Uwais Al Qarni pemuda biasa yang tidaklah memiliki pangkat dan jabatan, yang tidak memiliki kedudukan dan kekayaan namun Namanya serta doanya senatiasa ditunggu-tunggu oleh penghuni langit.
Penutup: Marilah kita jadikan bulan Ramadhan ini sebagai momentum untuk meningkatkan bakti kepada orang tua. Tunaikan hak mereka, perhatikan kebutuhan mereka, dan jagalah lisan serta sikap kita kepada mereka. Ingatlah, surga berada di bawah telapak kaki ibu. Berbakti kepada orang tua adalah kunci meraih kebahagiaan dan surga. Hindari sikap durhaka yang dapat mendatangkan murka Allah SWT. Jadilah anak yang berbakti dan rasakan limpahan rahmat dan karunia Allah SWT di dunia dan akhirat. Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. (zar)