James Harris Simos, Dosen Matimatika punya Harta Rp 482 T
JAKARTA , KORANRADAR. ID- Perbincangan mengenai gaji dosen belakangan menghangat usai diketahui berapa nominal penghasilannya. Atas dasar ini, banyak orang berpikir kalau hanya menjalani pekerjaan sebagai dosen butuh waktu lama untuk menjadi miliarder.
Soal ini kisah James Harris Simos alias Jims Simons bisa jadi pembelajaran: bagaimana seorang dosen bisa punya harta US$ 30,7 miliar atau Rp 482 triliun.
Sebagai catatan, Jims Simons adalah dosen matematika asal Amerika Serikat. Bagi Simons, matematika sudah jadi bagian dari kehidupan. Pasalnya, dia selalu menyukai ilmu yang bagi sebagian orang sangat menyusahkan itu. Saking suka terhadap matematika, dia sukses lulus S3 dari University of Berkeley pada 1961 atau usia 23 tahun.
Kesukaan terhadap matematika berlanjut hingga bekerja. Dia tercatat jadi dosen di Harvard University dan sempat membantu Kementerian Pertahanan AS sebagai pemecah kode matematis. Meski begitu, ada satu hal yang mengganjal dalam perjalanan hidupnya, yakni soal uang.
Dalam otobiografi The Man Who Solved The Market How Jim Simons Launched The Quant Revolution (2019) Simons bercerita kalau dia butuh uang lebih banyak untuk hidup sehari-hari dan berulangkali terus mencari cara untuk menghasilkan uang. Alhasil, dia pun mendirikan perusahaan bernama iStar bermodalkan kemampuan matematika.
BACA JUGA:Mau Tau Lima Orang Terkaya di Indonesia? Ternyata Haji Isam Tidak Termasuk. Berikut Daftarnya
Lewat iStar, Simons berupaya mendapatkan uang dengan cara meneliti dan menghitung secara matematis perdagangan bursa saham. Cara ini pun berhasil membuat kaya raya dan membuka ide bisnis baru di sektor investasi.
Pada 1982, dia mendirikan firma investasi, Renaissance Technologies. Di sini, Simons mengumpulkan banyak ahli matematika. Semua diberi tugas serupa, yakni menciptakan model perdagangan, menganalisis informasi, dan membuat prediksi atas dinamika pasar saham.
Dalam penjelasan Wall Street Journal, cara seperti ini jadi pembeda antara perusahaan investasi Simons dengan kompetitor. Sebagai ilmuwan, Simons menjadikan perusahaan sebagai laboratorium. Semua orang bisa berbagi ide dan berkolaborasi untuk memperoleh hasil optimal.
Pada akhirnya, tugas-tugas seperti itu sukses membuat perusahaan cuan. Sejak saat itu, nama Simons semakin naik daun. Apalagi usai Renaissance Technologies terbukti menghasilkan cuan melimpah bagi para investor. Sejak 1988-2018, perusahaan berhasil membawa cuan 39% per tahun.
Sebagai pemilik perusahaan, Simons otomatis kaya raya. Forbes mencatat dia punya harta US$ 30,7 miliar atau Rp 482 triliun. Dengan harta segitu, dia menduduki posisi ke-51 orang terkaya di dunia.
Dan semua usaha itu dijalankan bersamaan dengan tugasnya sebagai dosen di banyak kampus. Jadi, selama hidupnya, dia mengajar dan juga berbisnis. Sampai sekarang, perusahaannya masih eksis dan diisi oleh banyak ahli matematika, fisika, dan komputer. Semuanya bertugas di sektor pasar modal.
Kini, Jim Simons sudah pensiun. Dalam menjalani sisa hidupnya dia juga aktif di kegiatan filantropis Amerika Serikat menyumbang banyak uang untuk kepentingan umat.