JAKARTA, KORANRADAR.ID - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk membukukan laba bersih sebesar Rp3,5 triliun pada tahun 2023 atau naik 15 persen secara tahunan (year-on-year) dibandingkan tahun 2022 sebesar Rp3,04 triliun.
"Salah satu penopang laba bersih adalah meningkatnya fee based income," kata Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu dalam konferensi pers di Jakarta, Senin.
Lebih lanjut, Nixon mengatakan bahwa fee based income BTN tumbuh 60,1 persen year-on-year menjadi Rp3,2 triliun pada 2023.
Sementara itu, rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) juga terus ditekan. Pada akhir tahun 2023, BTN berhasil menurunkan NPL menjadi 3,01 persen.
BACA JUGA:BEI: Perlindungan Investor Kini Jadi Perhatian Utama Investor Global
"Tren NPL yang dulunya kurang lebih 4,8 persen (di tahun 2019), akhir tahun lalu sudah kita turunkan ke 3,01 persen. Sudah pasti tahun 2024 ini, kita akan masuk ke area di bawah 3 persen NPL rasionya," kata Nixon.
Selain itu, kenaikan laba bersih juga ditopang oleh tumbuhnya penyaluran kredit dan pembiayaan. BTN telah menyalurkan kredit dan pembiayaan sebesar Rp333,69 triliun sepanjang tahun 2023 atau naik 11,9 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp298,28 triliun.
Sepanjang tahun 2023, BTN berhasil menyalurkan kredit dan pembiayaan sebesar Rp333,69 triliun atau naik 11,9 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Pertumbuhan sisi kredit dan pembiayaan tersebut melampaui pencapaian kredit yang disalurkan industri perbankan nasional sebesar 10,38 persen pada 2023.
BACA JUGA:Dirut PLN Pimpin Langsung Pengamanan Pasokan Listrik dari Posko Nasional Siaga Pemilu PL
"Khusus KPR, KPR menjadi motor terbesar untuk menggerakkan kinerja mesin bisnis bank BTN. Secara total (KPR subsidi dan non-subsidi), KPR di kami tumbuh 10,4 persen. Jadi KPR ini pertama kali total tumbuh double digit setelah COVID-19," kata Nixon.
BTN mencatat, penyaluran KPR subsidi pada 2023 mengalami kenaikan 10,9 persen menjadi Rp161,74 triliun dibanding tahun lalu yang sebesar Rp145,86 triliun.
Sedangkan KPR non-subsidi pada 2023 juga tumbuh sebesar 9,5 persen menjadi Rp96,17 triliun dibanding tahun 2022 sebesar Rp87,82 triliun.
"Terutama sekali ini (KPR) tumbuh karena banyaknya inisiatif baru di 2023, termasuk membentuk sales center di BSD, Kelapa Gading, dan Surabaya. Tahun ini kami juga akan tambah sales center (di beberapa kota)," kata Nixon. (ant)