PALEMBANG, KORANRADAR.ID - Sebagai bentuk bakti seorang anak terhadap orangtua dan leluhurnya di bulan ketujuh tahun lunar, Umat Buddha yang ada di Kelenteng Kwa Ceng Bio di Jalan Veteran Palembang menggelar sembahyang rebutan atau Ulambana
Ritual yang digelar setiap tahun ini digelar Senin 15 September 2025 tanggal 15bulan 7 penanggalan lunar. Hadir juga dalam kegiatan tersebut ketua Walubi Sumsel Tjik Harun, SE SH MH, Ketua PTITD komda Sumsel Akhe atau Mahmud, Sekretaris PTITD Komda Sumsel Hengky Saputra, Pengurus Tridharma Susanto Wijaya, Suwardi Kasim, tokoh masyarakat Tionghoa Sumsel Sutapo dan pengusaha otomotif Sumsel Handoko. Andi Ketua Locu didampingi Locu lainnya Ban Ex, Apau, Pendi, Ayung, Pipi, mengatakan, ritual ulambana ini dimulai dari pagi hingga pukul 2#3.1500 wib. “Puncak acara yakni dibakarnya symbol raja setan,”katanya.Andi mengatakan, dalam berdoa selain mendoakan leluhur juga meendoakan agar umat ditahun 20245kehidupannya bisa lebih baik lagi, selalu diberi kesehatan dan kebahagian. “Iya doa terbaiklah untuk umat,”ujarnya. BACA JUGA:Perayaan HUT Dewa Huat Chu Kong di Palembang Makin Meriah, Dihadiri Tamu dari Malaysia, Singapura, dan Taiwan
Andi menceritakan tentang sejarahnya peringatan hari ulambana atau sembahyang leluhur sendiri dilakukan oleh seorang murid Buddha Gautama yang pada waktu itu bertemu dengan ibunya di alam rendah dan bermaksud menolongnya. Namun semua upaya sudah dilakukan untuk membantu ke alam manusia, tapi semuanya kurang membuahkan hasil. Sampai akhirnya, sang murid menemui gurunya tersebut yang ini tidak lain Buddha Gautama.
"Dari kisah ini, menjadi bukti bahwasanya bakti seorang anak saja tidak akan mampu untuk membantu orangtuanya tadi. Namun dengan berbakti pada sangha dengan cara berderma juga akan dapat membantu bagi orangtua, leluhur dan kerabat yang sudah meninggal ini diangkat ke alam manusia. Ini terus dilakukan umat hingga sekarang,"ujarnya,
Sementara itu, pantauan koran ini selain dihadiri ratusan umat kelenteng juga hadir 10 orang lebih warga penang Malaysia. Warga Malaysia ini terlihat antusias menyaksikan rangkaian acara sembahyang rebutan.
"Mereka datang ke Palembang untuk berwisata sekalian saya ajak ke acara ini, dan mereka terlihat antusias. Sebab mungkin beda dengan sembahyang rebutan di Malaysia," kata Sutopo tokoh masyarakat Tionghoa Sumsel. (sep)
Kategori :