JAKARTA, KORANRADAR.ID – Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Rachmat Pambudy, menegaskan bahwa target pertumbuhan ekonomi nasional hingga 8 persen bukan semata-mata ambisi pemerintah, melainkan tujuan bersama seluruh pemangku kepentingan.
“Pencapaian pertumbuhan menuju 8 persen memerlukan kerja sama lintas sektor, termasuk dukungan akademisi, lembaga riset, maupun swasta. Sinergi ini penting untuk menghasilkan analisis data, kajian, serta kebijakan inovatif yang objektif, kritis, dan konstruktif,” ujar Rachmat dalam acara Tea Time Talk: Menyelami Pertumbuhan Ekonomi yang digelar di Jakarta, Kamis (21/8/2025).
Ia menyebutkan, peningkatan ekonomi menjadi salah satu fokus utama Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029. Target tersebut juga merupakan bagian dari transformasi menuju Indonesia Emas 2045 sekaligus Asta Cita, yang menitikberatkan pada pertumbuhan berkelanjutan, peningkatan kualitas SDM, serta pengurangan kemiskinan untuk menciptakan pembangunan inklusif.
Menurut Rachmat, pada triwulan II tahun 2025, ekonomi Indonesia tetap tumbuh positif sebesar 5,12 persen meskipun menghadapi dinamika global. Hal ini mencerminkan ketahanan perekonomian nasional sekaligus keberhasilan langkah pemulihan yang konsisten.
“Forum ini menjadi kesempatan strategis untuk memaparkan perkembangan ekonomi terkini, memahami metode pencatatan aktivitas ekonomi, dan membuka ruang kolaborasi lintas pihak,” tambahnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menekankan bahwa lembaganya konsisten menjunjung prinsip keterbukaan, independensi, dan standar internasional dalam penyajian data. Ia menilai data ekonomi yang akurat sangat penting sebagai dasar perencanaan dan pengambilan kebijakan, baik oleh pemerintah maupun swasta.
“Data yang berkualitas memungkinkan perencanaan dilakukan secara relevan dan berbasis bukti untuk mendukung tercapainya tujuan pembangunan nasional,” jelas Amalia.
Kementerian PPN/Bappenas, lanjut Rachmat, akan terus mendorong transparansi dan diskusi terbuka agar setiap kebijakan ekonomi dirancang berdasarkan data, bukan asumsi.
“Mari kita jadikan forum ini sebagai tonggak menuju Indonesia Emas 2045. Waktu kita terbatas, namun dengan langkah tepat dan komitmen bersama, kita dapat memperkuat perencanaan pembangunan, serta mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat,” pungkasnya.