PALEMBANG, KORANRADAR.ID – Kabar gembira bagi warga Sumatera Selatan! Setelah penantian panjang, Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II (SMB II) Palembang kembali melayani penerbangan internasional.
Momen penting ini ditandai dengan mendaratnya pesawat perdana dari Kuala Lumpur, Malaysia, pada Jumat (18/7).Kembalinya operasional rute internasional di Bandara SMB II Palembang menjadi angin segar bagi kebangkitan ekonomi daerah. Namun, di balik kemudahan akses global ini, ada peran krusial Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan (Karantina) Sumatera Selatan yang kini meningkatkan pengawasan ketat terhadap lalu lintas komoditas pertanian dan perikanan. Status Internasional Dipulihkan, Ekonomi Sumsel Siap Bangkit Sebelumnya, status internasional Bandara SMB II sempat dicabut pada April 2024. Namun, berkat upaya berbagai pihak, status tersebut berhasil dipulihkan pada April 2025 melalui Keputusan Menteri Perhubungan (KM) No. 26 Tahun 2025. Pemulihan ini menjadi momen bersejarah yang diharapkan dapat memperkuat sektor perdagangan, pariwisata, dan ekspor di Sumatera Selatan.
Kepala Karantina Sumsel, Sri Endah Ekandari, menegaskan komitmen lembaganya dalam menjaga biosekuriti nasional. "Bandara adalah gerbang masuknya orang dan komoditas. Karantina hadir memastikan lalu lintas komoditas sehat dan aman. Ini bukan sekadar tugas, tapi komitmen Karantina Sumsel menjaga kesehatan komoditas untuk masyarakat, lingkungan, dan sektor pertanian kita," ujar Sri Endah. BACA JUGA:Bandara SMB II Kembali Mendunia! Karantina & Angkasa Pura Perkuat Penjagaan Biosekuriti Kolaborasi Karantina Sumsel dan Keamanan Bandara Diperkuat Guna memastikan pengawasan berjalan optimal, Karantina Sumsel telah memperkuat koordinasi dengan Avian Security (Avsec) SMB II melalui lokakarya bersama. Kolaborasi ini bertujuan meningkatkan pemahaman tentang komoditas wajib periksa karantina dan penerapan regulasi di lapangan.
Data Karantina Sumsel menunjukkan, komoditas yang sebelumnya sering lalu lalang di SMB II mencakup ikan betutu, sarang burung walet, dan beras dari dan ke Malaysia.
Hudiansyah Is Nursal, Kepala Biro Hukum dan Humas Badan Karantina Indonesia (Barantin), yang turut hadir dalam seremoni pendaratan perdana, menekankan pentingnya peran karantina di era keterbukaan global. "Konektivitas internasional membuka peluang, tetapi juga membawa risiko. Karantina hadir untuk memastikan semua potensi ancaman hama, penyakit, dan gangguan keamanan hayati dapat dicegah sejak di tempat pemasukan. Ini adalah komitmen Badan Karantina Indonesia untuk bangsa,” tegas Hudiansyah.
BACA JUGA:Wujudkan Kopi Sumsel Standar Ekspor, Karantina Palembang dan Instansi Strategis Tinjau Pabrik Kopi Barantin terus bersinergi dengan Bea Cukai dan Imigrasi (CIQ) untuk memastikan setiap komoditas yang masuk dan keluar melalui SMB II aman dan bebas dari ancaman hama dan penyakit. Acara peresmian ini juga dihadiri oleh Wakil Gubernur Sumsel Cik Ujang, Konsul Jenderal Malaysia di Medan Syahril Nizam bin Abdul Malek, General Manager Angkasa Pura Indonesia Bandara SMB II Palembang R. Iwan Winaya Mahdar, serta pimpinan instansi terkait lainnya.
Dengan dibukanya kembali penerbangan internasional di Palembang, Karantina Sumsel siap bersinergi dan berkolaborasi untuk menjaga perlintasan internasional tetap aman, sehat, dan terlindungi. Ini adalah langkah maju bagi pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan dan keamanan hayati nasional. (sep)
Kategori :