Warga Palembang Terjangkit TBC Ada 7.533 Orang,Ratu Dewa:Dinkes Harus Lakukan Penanganan Cepat

Jumat 27 Jun 2025 - 16:09 WIB
Reporter : Septa
Editor : Asif Ardiansyah

KORANRADAR. ID– Bahayanya penularan virus Tuberkulosis (TBC) yang sudah menjangkiti 8.000 warga Palembang menjadi salah satu fokus Pemerintah Kota (Pemkot) saat ini.

TBC disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang dapat menular melalui percikan dahak saat pasien TBC tersebut batuk, bersin, atau berbicara.
Walikota Palembang Ratu Dewa mengatakan, penanganan TBC menjadi salah satu yang ditekankan kepada Dinas Kesehatan (Dinkes) selain penanganan virus lainnya seperti Demam Berdarah Dengue (DBD).
“Saya menekankan kepada Dinkes untuk melakukan pendataan dan upaya-upaya yang preventif untuk pencegahan TBC ini,” kata Ratu Dewa, Jumat (27/6/2025).
Sebab secara akumulasi data, secara umum di Sumsel termasuk provinsi tertinggi penderita TBC dengan 23.420 pasien sepanjang 2024 dengan 7.533 pasien dari Palembang.

BACA JUGA:5 Makanan yang Diam-diam Picu Asam Urat tapi Dianggap Biasa
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Palembang Yudhi Setiawan mengatakan, satu orang yang positif TBC berpotensi menularkan penyakit kepada satu orang lain, sehingga penanganan dini dan pengobatan tuntas menjadi kunci pemutusan mata rantai penularan.
“Dari 10 orang positif, bisa menularkan ke satu orang. Oleh karena itu, pasien harus diobati hingga tuntas, meskipun faktor imunitas juga memengaruhi proses penyembuhan,” katanya.
Secara tingkat risiko penularan TBC lebih tinggi lanjut Yudhi, berasal dari kelompok perokok. Karena fungsi paru-paru seseorang yang merokok sudah menurun. Kemudian bagi orang awam, gejala TBC paling mudah dideteksi adalah melihat seseorang yang batuk tetapi berkepanjangan dan tidak kunjung sembuh.

BACA JUGA:10 Buah Dapat Turunkan Kadar Asam Urat, Bikin Nyeri Sendi Hilang!
“Kondisi ini perlu diwaspadai termasuk apakah ada penurunan berat badan, sesak napas, demam, dan meriang. Kika mengalami gejala tersebut, masyarakat diimbau untuk segera melakukan pemeriksaan di puskesmas atau rumah sakit,” jelasnya.
Dinkes Palembang mengestimasi terdapat lebih dari 8.000 orang diduga terinfeksi TBC tiap tahun. Secara tingkat kematian, penyakit TBC merupakan kategori kronis dan merenggut nyawa penderita secara perlahan.
Contoh, berdasarkan teoritis, jika pasien dinyatakan positif TBC, maka dalam kurun waktu 2-5 tahun, tubuh manusia bisa kurus kering, sesak napas dan batuk berkelanjutan.
“Makin cepat diketahui, pencegahan penularan makin cepat juga. Karena sebenarnya, pasien positif TBC bisa sembuh dengan pengobatan tepat minimal 6 bulan denhan antibiotik,” katanya.
Yudhi menjelaskan, kasus TBC masih tinggi di Palembang karena banyak masyarakat yang tidak memeriksakan diri. Kemudian ketakutan serta rasa khawatir yang lebih tinggi untuk melakukan cek kesehatan meski diberikan secara cuma-cuma.
“Belum lagi stigma, paradigma, mindset negatif terhadap pasien TBC. Karena memang rata-rata pasien ini terkena di masyarakat golongan menengah ke bawah, sehingga ada anggapan jika sakit TBC di orang miskin,” jelasnya.
Sebagai langkah pencegahan penularan kasus meluas, Dinkes Palembang berupaya masif dalam menekan jumlah pasien. Yakni dengan program cek kesehatan gratis yang tersedia di 42 puskesmas.
“Pemberian obat dan pemeriksaan sampel dahal secara  TCM (tes cepat molekuler) semua gratis. Yang penting ada kesadaran masyarakat mau memeriksakan kesehatan. Karena makin cepat dan makin dini pemeriksaan, maka potensi penularan (TBC) minim,” katanya.

 

Kategori :