PALEMBANG, KORANRADAR.ID - Berbagai program dicanangkan oleh calon Bupati untuk meraup suara dukungan dari masyarakat.
Salah satunya program bantuan Rp25 Juta tiap KK yang akan dicanangkan oleh Cabup Muba nomor urut 02 Toha Tohet namun program tersebut diprediksi akan membuat APBD Kabupaten Muba defisit.
Hal ini disampaikan Pengamat Politik Sumsel Bagindo Togar. Menurutnya, program tersebut brutal dan tidak masuk akal.
"Jumlah Kepala Keluarga (Kk )di Muba minimal 100 ribu Kk. Bagaimana mungkin tiap KK dapat Rp25 Juta, artinya akan menelan anggaran hampir Rp2,5 Triliun sementara APBD Muba Rp4, 2Triliun.
Ini jelas ugal ugalan dan tidak masuk akal,"kata Bagindo, Sabtu 2 november 2024.
BACA JUGA:Kurang Perhitungan, Program Bantuan Cabup Toha Tohet Rp 25 Juta Tiap KK Bakal APBD Muba Defisit
BACA JUGA:Survei Polsentrum, Strong Voters Lucianty-Syafaruddin Unggul Tipis Atas Toha-Rohman Di Pilkada Muba
Lanjut dia, kalau program tersebut di implementasikan tentu Pemkab Muba akan defisit dan program-program strategis lainnya tidak bisa dijalankan alias stagnan.
"Ini membuktikan kalau kandidat tidak memiliki pemahaman yang baik dan cenderung menggunakan syahwat guna mewujudkan keinginan agar memperoleh Jabatan yang sarat muatan kekuasaan," ulasnya.
Direktur Eksekutif Forum Demokrasi Sriwijaya (FORDES) ini menilai, debat kandidat cabup cawabup Muba menunjukkan dengan jelas kualitas pendidikan dan pemahaman masing-masing kandidat terhadap kondisi kekinian.
"Masyarakat bisa menilai sendiri, ironis juga melihat salah satu paslon gagal paham soal akan diksi juga persepsi tentang demokrasi dan gender,"cetusnya.
BACA JUGA:Survei PUSKAPI, Elektabilitas Pasangan Lucianty-Syafaruddin VS Toha-Rohman Selisih Tipis
BACA JUGA:Modal dan Pengaruh Lucianty Diprediksi Sulit untuk Dikejar Toha Tohet
Dalam debat Cabup ini tampak kesulitan menanggapi beberapa pertanyaan sejak awal debat, bahkan sempat meminta wakilnya, Rohman, untuk menjawab pertanyaan mengenai infrastruktur jalan.
Namun, saat pertanyaan dari panelis Rudi Kurniawan mengenai upaya peningkatan kualitas demokrasi lokal disampaikan, Toha tampak percaya diri menjawabnya. Ia mengungkapkan gagasan untuk melakukan “kontrol publik” dengan cara mengunjungi rumah warga secara rutin.