Puncaknya Dibakarnya Popokon
![](https://radarpalembang.bacakoran.co/upload/9f9de6fd1e9e8af9c649b0e5e3adcea5.jpg)
Caption : Sembahyang Ulambana di Vihara Amithaba Graha Palembang--
PALEMBANG,KORANRADAR.ID – Puncak ritual sembahyang Ulambana di Vihara Amithaba Graha yang terletak di Jalan Taman Keneteng yakni dibakarnya kapal, kuda dan tai soe atau Popokon yang merupakan symbol raja setan Minggu 1 September 2024.
Ketua Vihara Amithaba Graha Halim Susanto mengatakan, kalau ritual ulambana ini digelar selama 2 hari yakni 31 Agustus hingga 1 September lalu. “Pada 1 September ritual dimulai dari pagi hingga malam yang mana puncaknya sekitar pukul 19.00 wib yakni digelar pembakaran popokon atau symbol raja, kapal dan kuda,”ungkapnya.
Halim mengatakan, sembahyang ulambana merupakan kegiatan rutin Vihara Amithaba Graha setiap bulan 7 penanggalan lunar. " Karena rutin tiap tahun sudah pasti umat yang datang cukup ramai, "ujarnya.
Halim juga menceritakan tentang sejarahnya peringatan hari ulambana atau sembahyang leluhur sendiri dilakukan oleh seorang murid Buddha Gautama yang pada waktu itu bertemu dengan ibunya di alam rendah dan bermaksud menolongnya. Namun semua upaya sudah dilakukan untuk membantu ke alam manusia, tapi semuanya kurang membuahkan hasil. Sampai akhirnya, sang murid menemui gurunya tersebut yang ini tidak lain Buddha Gautama. "Dari kisah ini, menjadi bukti bahwasanya bakti seorang anak saja tidak akan mampu untuk membantu orangtuanya tadi. Namun dengan berbakti pada sangha dengan cara berderma juga akan dapat membantu bagi orangtua, leluhur dan kerabat yang sudah meninggal ini diangkat ke alam manusia. Ini terus dilakukan umat hingga sekarang,"ujarnya, (sep)