Dalam Sebulan Saham PGEO Melesat 16 Persen, Mau Tau Penyebabnya

PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO)--

JAKARTA, KORANRADAR. ID - Emiten Energi Baru dan Terbarukan (EBT) yang juga menjadi anak usaha PT Pertamina (Persero), yakni PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) terpantau melesat pada perdagangan sesi I Senin (15/7/2024), di tengah masih prospektifnya sektor EBT di Indonesia. Per pukul 10:03 WIB, saham PGEO menguat 0,78% ke posisi Rp 1.295/unit. Bahkan pada pukul 09:09 WIB, saham PGEO sempat melesat 3,11% ke posisi Rp 1.325/unit.

Dalam sepekan terakhir, PGEO terpantau sudah melesat 5,69%, sedangkan dalam sebulan terakhir sudah melonjak hingga 16,07%, dan sepanjang tahun ini sudah melejit 11,11%. Saham PGEO sudah ditransaksikan sebanyak 1.256 kali dengan volume sebesar 6,29 juta lembar saham dan nilai transaksinya sudah mencapai Rp 8,25 miliar. Adapun kapitalisasi pasarnya saat ini mencapai Rp 53,74 triliun.

Hingga pukul 10:03 WIB, di order bid atau beli, pada harga Rp 1.250/unit, menjadi posisi dengan antrean beli terbanyak pada sesi I hari ini yakni mencapai 5.551 lot atau sekitar Rp 694 juta. Sedangkan di order offer atau jual, pada harga Rp 1.345/unit, menjadi posisi dengan antrean jual terbanyak pada sesi I hari ini yakni mencapai 13.852 lot atau sekitar Rp 1,9 miliar.

Prospek bisnis yang masih menjanjikan ditambah dengan sektor EBT yang masih menarik membuat saham PGEO masih membentuk tren penguatan setidaknya dalam sebulan terakhir.

Dengan masih menariknya sektor EBT, perseroan pun telah melakukan kerja sama untuk mengoptimalkan kapasitas pembangkit listrik panas bumi (PLTP) di dua proyek PGEO.

PGEO telah menandatangani Joint Development Agreement (JDA)dengan perusahaan pengelola listrik negara yakni PT PLN (Persero) untuk mengembangkan proyek tersebut.

Direktur Utama PGE, Julfi Hadi, menyatakan bahwa JDA ini merupakan strategi penting dalam sinergi dua perusahaan besar energi untuk mencapai target kapasitas terpasang 1 GW.

"Kami meyakini kerja sama ini akan mempercepat pengembangan proyek-proyek panas bumi yang lebih efisien dan berkelanjutan, sebagai salah satu upaya strategis PGE mencapai 1 GW dalam dua tahun ke depan," kata Julfi, dalam keterangan resmi, dikutip Senin, (3/6/2024).

JDA ini merupakan kelanjutan dari Joint Development Study Agreement (JDSA) yang ditandatangani pada 22 Februari 2024. Fokus utama JDA adalah pengembangan proyek co-generation di PLTP Ulubelu Binary Unit dan PLTP Lahendong Binary Unit, dengan potensi peningkatan kapasitas terpasang masing-masing sebesar 30 MW dan 15 MW.

Kedua perusahaan berharap dapat mempercepat komersialisasi proyek-proyek ini. PGEO memprediksi Co-generation dapat menambah kapasitas terpasang PGE hingga 230 MW.

"Kemitraan ini memungkinkan kita untuk fokus pada peningkatan kapasitas listrik serta percepatan pengembangan energi panas bumi sebagai bagian dari strategi besar transisi energi nasional," lanjut Julfi.

PGE dan PLN IP berkomitmen untuk menyelesaikan Power Purchase Agreement (PPA) dengan cepat agar proyek dapat segera dibangun dan beroperasi, memberikan manfaat optimal.

 

 

Tag
Share