Angkat Budaya Lokal, Hadirkan Tas Unik dari Kain Etnik khas Sumsel
Gita Riska dengan tas pastel yang terbuat dari kain blongsong yang jadi favorit konsumen--
PALEMBANG, KORANRADAR.ID – Sebagian besar kaum hawa memilih aksesori tas untuk melengkapi penampilan. Selain itu, tas bisa berfungsi sebagai tempat untuk membawa perlengkapan mulai dari make up, dompet, dan lainnya
Untuk itu, desainer termuka di Kota Palembang, Gita Riska, meluncurkan tas handmade dari bahan kain etnik khas Sumatera Selatan untuk mempercantik penampilan para wanita.
Owner Cerita Wastra Gita ini menceritakan, ia memulai usaha tas dengan kain etnik sejak 2015. Cerita Wastra merupakan brand Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) lokal di Palembang.
“Warna, motif dan beragam kain khas Sumsel memiliki karakter dan keunggulan masing-masing. Jadi rata-rata dari 17 Kabupaten/Kota sudah pernah saya buat,” ujarnya beberapa waktu lalu.
Menurutnya, Cerita Wastra hadir mendukung produk daerah Sumsel terutama kain agar bisa dikenal baik di nasional maupun luar negeri.
Bahkan, produk tas unik dan etnik dari kain Sumsel hasil karya dirinya ini berhasil membawa Cerita Wastra Jadi 5 UMKM Champion Sumsel.
“Karena hobi buat kerajinan menjahit, sekalian bikin crafting dari kain khas Sumsel kan banyak. Sekaligus supaya produk lokal, daerah sendiri bermanfaat. Apalagi wanita rata-rata suka tas kan, jadi mulai dari sini,” kata lulusan desain interior dari salah satu Kampus di Bandung.
Produk Cerita Wastra by Gita Riska rata-rata memanfaatkan kain daerah di Sumsel seperti Gambo dari Musi Banyuasin (Muba). Ada juga Angkinan dari Ogan Komering Ulu (OKU) Timur, jumputan dan blongsong serta blongket dari Palembang dan lain-lain.
Minat dan animo pembeli produk Cerita Wastra banyak lewat pesan online dari akun instagram @gitariska serta menghubungi WhatsApp di nomor 082175421942. Tetapi beberapa dari pembeli juga ada yang berkunjung langsung ke tempat pembuatan di Jalan Sirnaraga 275 Palembang.
Salah satu produk favorit adalah tas pastel dari bahan kain khas Sumsel yaitu blongsong. Tas pastel jadi favorit konsumen karena bahannya lembut dan punya warna yang cerah. Harganya mulai dari Rp 200 ribuan.
Tasnya disebut pastel karena mirip pempek pastel/pistel. Bentuknya tampak mini, namun memiliki muatan penyimpanan besar dan cocok dipakai sehari-hari ataupun dikenakan saat ada kegiatan dan acara.
“Alhamdulillah, Cerita Wastra sudah pernah sampai ke Cina waktu itu pernah ikut pameran, responnya positif. Kalau di Cina suka warna-warna cerah seperti warna merah,” ucapnya.
Pangsa pasar Cerita Wastra sementara fokus pada target konsumen lokal. Namun tak menutup kemungkinan untuk melebarkan sayap usaha hingga mendunia.
Dirinya juga berharap, ke depan Cerita Wastra berkomitmen memanfaatkan kain daerah untuk menciptakan produk berkualitas dan salah satu langkah supaya Cerita Wastra tetap eksis adalah dengan mengikuti rangkaian perlombaan mewakili Sumsel ke nasional.