Dinkes Sumsel Gelar Rakor TPKJM Tahun 2023

Poto bersama Staf Ahli Gubernur Sumsel dan Peserta Lainnya Usai Pembukaan Rapat Koordinasi (Rakor) Pembentukan Tim Pengarah Kesehatan Jiwa Masyarakat (TPKJM).--
PALEMBANG, KORANRADAR.ID - Staf Ahli Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia (SDM) Sekretariat Daerah (Setda) Provinsi Sumsel Drs Nelson Firdaus, M.M yang mewakili Penjabat Gubernur provinsi Sumsel Dr Drs Agus Fathoni, M.SI membuka secara langsung kegiatan rapat koordinasi (rakor) pembentukan Tim Pengarah Kesehatan Jiwa Masyarakat (TPKJM) di provinsi Sumsel yang diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sumsel beberapa hari yang lalu di Palembang.
Hadir pada rakor TPKJM Kepala Dinkes Provinsi Sumsel dr H Trisnawarman, M.Kes.,Sp.KKLP, Kepala Bidang P2P Dinkes Provinsi Sumsel H Ferry Yanuar, perwakilan Kepolisian Daerah Sumsel, para perwakilan OPD atau yang mewakili, perwakilan Korem 44 Garuda Dempo, perwakilan kepala kantor wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Sumsel, perwakilan dari Badan Narkotika Nasional (BNN) provinsi Sumsel.
Di dalam Rakor TPKJM ini sendiri sebagai narasumber yakni Kabid P2P Dinkes Provinsi Sumsel H Ferry Yanuar, M.Kes, Kepala UPTD PSRGPODGJ Dinas Sosial Provinsi Sumsel Andi Faisal Zaitami, Asisten Deputi Jaminan Pelayanan Kesehatan Ke deputian Wilayah III BPJS Kesehatan kota Palembang Dr Evi Retno Nurlianti, Ketua Tim, dan kegiatan rakor TPKJM ini sendiri dipusatkan di ruang meeting Swarna Dwipa Hotel Palembang.
Dikatakan Staf Ahli Gubernur Sumsel bidang Kemasyarakatan dan SDM Setda Provinsi Sumsel Drs Nelson Firdaus, M.M, saya menghadiri kegiatan Rakor TPKJM tingkat provinsi Sumsel tahun 2023.
"Kesehatan jiwa merupakan bagian yang tidak terpisahkan (integral) dari kesehatan dan unsur utama dalam menunjang terwujudnya kualitas hidup manusia yang utuh,"jelas dia.
Studi bank dunia (world bank) pada tahun 2021 di beberapa negara, menunjukkan bahwa hari-hari produktif yang hilang atau dissability adjusted life years (dalys) sebesar 8,1 persen dari “Global burden of disease”. Disebabkan oleh masalah kesehatan jiwa, angka ini lebih tinggi dari pada dampak yang disebabkan oleh penyakit tuberculosis (7,2 persen), kanker (5,8 persen), penyakit jantung (4,4 persen), maupun malaria (2,6 persen),” ujarnya.
Kemudian, masalah kesehatan jiwa mempunyai lingkup yang sangat luas serta saling berhubungan satu dengan lainnya. Apabila kita mengangkat data hasil survei kesehatan rumah tangga (SKRT) yang dilakukan Badan Litbang Departemen Kesehatan pada tahun 2018.
Di mana menunjukkan bahwa gangguan mental remaja dan dewasa terdapat 140 per 1000 anggota rumah tangga, gangguan mental anak usia sekolah terdapat 104 per 1000 anggota rumah tangga, di mana dalam kurun waktu 6 tahun terakhir ini.
“Di mana data tersebut dapat dipastikan meningkat karena krisis ekonomi dan gejolak-gejolak lainnya di seluruh daerah, bahkan masalah dunia Internasional pun akan ikut memicu terjadinya peningkatan dimaksud,” ungkapnya.
Dilanjutkannya, masalah kesehatan jiwa di masyarakat bukan hanya meliputi permasalahan yang jelas sudah terganggu jiwanya, tetapi juga berbagai problem psikososial, bahkan berkaitan dengan kualitas hidup dan keharmonisan hidup.
Mengingat makin kompleksnya masalah kesehatan jiwa di masyarakat, maka diperlukan pendekatan dan pemecahan masalah dengan persiapan dan langkah-langkah yang tepat. Pendekatan yang bersifat Multidisipliner dengan pelaksanaan yang bersifat lintas sektor.
“Guna melaksanakan program kerja sama dalam pembinaan kesehatan masyarakat di Indonesia dengan lebih mudah dan baik. Kita berharap Surat keputusan (SK) Gubernur mengenai TPKJM dapat diimplementasikan sesuai tugas masing-masing,” katanya.
Kepala Dinkes Provinsi Sumsel dr H Trisnawarman, M.Kes.,Sp.KKLP, di mana tujuan dari TPKJM ini banyak, masing-masing kita ada tugas, salah satunya adalah untuk menjaga jiwa masyarakat mulai dari anak-anak sampai ke dewasa. Di mana kita masing-masing ini ada fungsi masing-masing, makanya kita bentuk TPKJM ini, karena untuk mengkoordinasikan semua kegiatan.
Kalau kesehatan ada tugasnya, kalau polisi ada tugasnya, kalau BNN ada tugasnya jadi untuk mencakup itu, termasuk pendidikan, dinas-dinas, rumah sakit Elnardi Bahar, masing-masing itu fungsi dan tugas, jadi bukan hanya di Dinkes tetapi semua seluruh instansi terkait. Karena kan kalau orang gila, orang yang obat, karena bisa terkena gangguan jiwa juga, yang narkoba, dan sebagainya itu pengaruhnya, dan juga terkait dengan dampak sosialnya.