Kisah Biksu Agung Xu Yun dari Tiongkok, Dihormati Kaisar hingga Presiden
Biksu Agung Xu Yun.--
Setelah pemerintahan Nasionalis atau Kuo Min Tang berdiri (di tahun 1913 Masehi), Dr. Sun Yat Sen menorehkan kaligrafinya bagi Bhiksu Xu Yun dan bagi Kuil Zhusheng di Gunung Jizu yakni “Yin Guang Yan Ran 飲光儼然”. Kata ‘Yin Guang’ adalah nama lain dari salah seorang murid Buddha Sakyamuni yakni Mahakasyapa.
Dikisahkan pada kehidupan sebelumnya Mahakasyapa adalah seorang ahli metalurgi, ia mahir melumerkan emas dan membentuk patung Buddha dari emas. Karena ia menghormati Buddha, pada kehidupan berikutnya ia berpahala besar, saat dilahirkan tubuhnya berkilau cahaya keemasan, cahaya itu mampu menutupi semua cahaya lain, seolah menelan semua cahaya lain, sehingga diberi nama “Yin Guang” (dalam bahasa Tionghoa artinya menelan cahaya, Red.).
Xu Yun pergi ke Nanjing menemui Dr. Sun Yat Sen, keduanya bertukar pikiran, dr. Sun berbincang soal sistem demokrasi yang dipelajarinya di luar negeri dan teknologi baru untuk menyelamatkan Tiongkok. Juga berinisiatif selain melindungi kebudayaan tradisional Tiongkok yang telah ada, harus membangun kriteria moralitas dan budaya pemikiran yang baru.
Menurut Sun Yat Sen, agama Kristen menekankan cinta kasih dan memberi, Buddha menekankan belas kasih dan amal; Kristen mengajarkan cintailah musuhmu, Buddha mengajarkan setiap orang adalah sama; Kristen mengatakan Kerajaan Langit ada di dalam hati, Buddha mengatakan Dharma tumbuh di dalam hati. Sun Yat Sen mengatakan mungkin Kristen atau pun Buddha memiliki asal yang sama, sehingga Sun Yat Sen menentang saling serang antar agama. Sikap Sun Yat Sen yang berpikiran terbuka, juga membuat Xu Yun merasa kagum. (era)