DANA Manfaatkan Teknologi Digital Guna Kejar Penetrasi Asuransi di RI
Head of Investment and Insurance Dana Indonesia Ivan Kusuma dalam konferensi pers bertajuk “Dialog DANA: Pertumbuhan Dompet Digital DANA 2023” di DANA Indonesia Office, Jakarta, Selasa (30/01/2024).--
JAKARTA, KORANRADAR.ID - Penyedia layanan dompet digital DANA Indonesia menyatakan bahwa layanan produk asuransi mikro (microinsurance) yang dilakukan dengan teknologi digital bertujuan untuk mengejar penetrasi asuransi di Indonesia.
Saat ini, tingkat penetrasi asuransi di Indonesia baru di level 2,7 persen atau jauh tertinggal dibandingkan dengan Singapura sebesar 12,5 persen, Malaysia 4,6 persen, dan Thailand 3,8 persen
“Kalau kita cuma masih mengandalkan pendekatan secara tradisional, secara face to face, dengan jarak yang jauh, dengan juga waktu yang tempuh, penetrasi ini akan sulit kita bisa mengejar,” kata Head of Investment and Insurance Dana Indonesia Ivan Kusuma dalam konferensi pers bertajuk “Dialog DANA: Pertumbuhan Dompet Digital DANA 2023” di DANA Indonesia Office, Jakarta, Selasa.
Biasanya, seseorang membeli produk asuransi dari dua saluran. Pertama ialah bank yang menyediakan bank insurance, dan kedua melalui agen asuransi. Masing-masing saluran tersebut menyumbang 58 persen dan 32 persen atau total 90 persen produk asuransi masih ditawarkan dengan metode tradisional, yakni face to face (tatap muka).
Karena itu, pihaknya berupaya menjadikan asuransi tersedia bagi penerima dana terjangkau selagi memberikan proteksi keuangan pengguna dengan pelayanan secara digital. “Definisi dari terjangkau adalah dengan biaya yang bisa dibeli oleh masyarakat pada umumnya,” ungkap dia.
DANA bekerja sama dengan perusahaan broker asuransi yang akan memiliki akses langsung dengan perusahaan asuransi. Hubungan partner dengan broker asuransi memiliki keuntungan tersendiri, yakni pengguna dapat melakukan pilihan yang lebih beragam, tidak hanya kepada satu perusahaan asuransi saja.
Produk yang ditawarkan DANA dikategorikan sebagai asuransi mikro. Hal ini berarti memiliki premi yang lebih terjangkau dengan rata-rata dimulai di bawah Rp1.000 saja.
“Jadi, mencoba untuk orang beli dulu gitu, terjangkau, orang beli bisa merasakan manfaatnya setelah beli. Jadi tau produk asuransi (dan) manfaat asuransi. Jadi, nanti bisa mengedukasi dan selanjutnya mereka bisa naik kelas, bisa beli produk asuransi yang lebih kompleks, dan juga mungkin nanti kalau penghasilan juga sudah baik, bisa beli dengan premi yang lebih mahal,” ujarnya.
Seluruh proses layanan asuransi dilakukan secara digital yang dapat diketahui dari aplikasi DANA. Secara garis besar, penawaran asuransi kepada pengguna DANA dilakukan dengan cara stand alone, yakni mengetahui, membeli, dan menerima seluruh produk-produk asuransi dari layanan DANA Siaga. Cara lainnya ditawarkan melalui embedded finance, yakni menawarkan asuransi yang dibarengi dengan pembelian suatu produk tertentu di DANA.
Sebagai contoh penawaran embedded finance, apabila pengguna DANA hendak membeli pulsa, maka DANA akan menawarkan produk asuransi Phone Stream Protection dengan tingkat harga yang disesuaikan biaya pembelian pulsa. Semakin panjang pelindungan yang diberikan asuransi, maka semakin besar manfaat yang diterima, sehingga harga juga semakin mahal.
“Sejauh ini masih bagus dari 2022 ke 2003, secara total transaksi asuransi gabungan dari stand alone dan embedded finance ini kita sudah naik 9 kali lipat,” ucap Ivan. (ant)