Ya Sui Qian, Uang Angpau Keberuntungan di Tahun Baru Imlek
Ilustrasi anak-anak sedang memegang angpao.--
JAKARTA, KORANRADAR.ID - Membagikan Angpau (Hongbao) kepada anak-anak, atau dikenal dengan uang keberuntungan Tahun Baru Imlek, Ya Sui Qian, adalah salah satu tradisi dalam perayaan Tahun Baru Imlek. Kertas Angpau berwarna merah, sebagai lambang kebahagiaan dan keberuntungan di tahun baru. Berikut ulasannya seperti dikutip dari tioghoainfo.
Orang dewasa atau mereka yang sudah menikah biasanya membagikan Angpau kepada anak-anak atau saudara mereka yang belum menikah, sebagai doa harapan kebahagian dan keberuntungan bagi mereka.
Selama perayaan Tahun Baru Imlek, orang-orang yang dituakan harus membagikan Angpau atau uang keberuntungan yang telah disiapkan sebelumnya kepada generasi yang lebih muda (anak/cucunya).
Uang dalam kertas Angpau hanya untuk membahagiakan anak-anak. Oleh karena itu, tidak sopan untuk segera membukanya di depan para tetua yang membagikan, apalagi sampai diteriaki “kok isinya sedikit?
Menurut legenda, dikatakan bahwa uang keberuntungan dapat menekan kejahatan, dan generasi yang lebih muda dapat menghabiskan tahun pertama dengan damai dengan uang keberuntungan.
A. Dua Jenis Uang Keberuntungan di Tahun Baru Imlek
Uang yang pertama terbuat dari tali berwarna merah, yang di simpul menjadi bentuk naga, dan diletakkan di kaki tempat tidur. Kebiasaan ini dapat ditemukan di kitab Yanjing Sui Shi Ji.
Momen orang tua membagikan angpau kepada anak-cucunya pada saat Imlek.
Uang yang lainnya adalah cara umum, yang dibagikan oleh orang tua dalam amplop merah.
Uang keberuntungan ini dapat diberikan orang tua langsung, setelah anak-anak mengucapkan salam selamat tahun baru. Bisa juga dengan ditempatkan di bawah bantal anak-anak, ketika mereka tertidur di malam pergantian tahun baru.
Masyarakat Tiongkok kuno percaya, bahwa uang itu dibagi untuk melindungi anak-anak. Disaat roh jahat akan menyakiti anak-anak, mereka dapat menggunakan uang itu untuk menyuap roh jahat, dan mengubah kejahatan menjadi keberuntungan.
Dalam puisi yang berjudul “Uang Keberuntungan” oleh Wu Manyun dari Dinasti Qing (1644-1911), diceritakan mengenai uang keberuntungan terkait dengan kepolosan; dimana uang keberuntungan anak-anak umumnya digunakan untuk membeli petasan, mainan, permen, serta hal2 lain yang diperlukan untuk perayaan tahun baru.
Saat ini, kebiasaan memberikan uang keberuntungan kepada anak-anak masih berlaku. Jumlah uang keberuntungan bervariasi, dari ribuan hingga jutaan.