Vihara Dharmakirti Palembang Gelar Sembahyang Ulambana

Pembina Vihara Dharmakirti, Darwis Hidayat, Ketua Yayasan Vihara Dharmakirti, Zewwy Salim, serta Ketua Panitia, Arie saat diwawancarai--
PALEMBANG, KORANRADAR.ID - Vihara Dharmakirti Palembang menyelenggarakan sembahyang Ulambana atau Hari Pelimpahan Jasa. Acara ini merupakan tradisi tahunan umat Buddha yang bertujuan untuk melimpahkan jasa kebaikan kepada orang tua dan leluhur yang telah meninggal dunia, agar mereka dapat terlahir kembali di alam yang bahagia.
Pembina Vihara Dharmakirti, Darwis Hidayat, menjelaskan bahwa tradisi ini berawal dari kisah Mahamoggallana, salah satu murid Buddha Sakyamuni. Mahamoggallana melihat ibunya menderita di alam Preta (alam kelaparan) dan melakukan persembahan jasa kepada Sangha. Persembahan ini kemudian menjadi karma baik yang membantu ibunya terlahir kembali di alam bahagia.
Acara yang berlangsung pada Minggu (21/9/2025) ini dihadiri ribuan umat. Menurut Ketua Yayasan Vihara Dharmakirti, Zewwy Salim, serta Ketua Panitia, Arie, sembahyang ini diikuti oleh 8.000 nama yang didoakan. Sembahyang dipimpin langsung oleh para biksu dari Sangha Agung Indonesia (Sagin). Para umat mengikuti setiap rangkaian doa dengan khusyuk sambil memanjatkan doa untuk orang tua, kerabat, dan leluhur mereka.
BACA JUGA:Perayaan Sembahyang Rebutan dan HUT Dewa di Kelenteng Gie Hap Bio Palembang
BACA JUGA:Vihara Prajna Shanti Palembang Bagikan Ratusan Paket Sembako, Wujud Bakti Umat Buddha
Darwis Hidayat menambahkan, Ulambana merupakan salah satu hari besar bagi umat Buddha. Hari ini menjadi momen yang tepat untuk mendoakan para leluhur dan melimpahkan semua amal kebaikan. Harapannya, kebaikan yang dilimpahkan akan menjadi penerang bagi mereka dan membantu mereka kembali terlahir di alam yang lebih baik.
Sebelum Ulambana, para biksu menjalani masa vassa atau retret selama beberapa bulan untuk memperdalam ilmu dan keyakinan agama Buddha. Setelah masa vassa selesai, mereka memasuki masa Ulambana yang dianggap sebagai waktu penuh berkah, khususnya untuk mendoakan keluarga yang telah meninggal.
Dalam tradisi ini, umat juga menyiapkan persembahan berupa makanan di meja khusus sebagai bekal bagi para leluhur dalam perjalanan menuju alam bahagia. Darwis menyebutkan, "Ulambana adalah simbol dan bukti bakti seorang anak kepada orang tua, leluhur, dan kerabat yang telah meninggal. Tindakan ini juga akan membawa karma baik bagi mereka yang melakukannya."