Dorong Pertumbuhan Ekonomi, Bambang Haryo Minta Pemerintah Percepat Pembangunan Kereta Trans Sumatera
Editor: Asif Ardiansyah
|
Jumat , 12 Sep 2025 - 18:10

Anggota Komisi VII DPR RI Bambang Haryo Soekartono mendorong percepatan pembangunan jalur Kereta Api Trans Sumatera 1.000 Km. Hal tersebut diungkapkan saat kunjungan ke PT KAI Divre III Palembang, Jumat, (12/9/2025).--
PALEMBANG, KORANRADAR.ID – Anggota Komisi VII DPR RI Bambang Haryo Soekartono mendorong percepatan pembangunan jalur Kereta Api Trans Sumatera 1.000 Km. Hal tersebut diungkapkan saat kunjungan ke PT KAI Divre III Palembang, Jumat, (12/9/2025).
Kereta Api Trans Sumatera merupakan proyek pembangunan infrastruktur transportasi kereta api untuk menghubungkan seluruh wilayah Pulau Sumatera, dari utara ke selatan (Lampung hingga Aceh).
Dalam kunjungannya, Bambang Haryo Soekartono menekankan pentingnya percepatan pembangunan jalur Kereta Api Trans Sumatera yang menghubungkan Lampung hingga Aceh.
Menurut Bambang, pembangunan jalur sepanjang kurang lebih 1.000 kilometer ini mendesak untuk diprioritaskan pemerintah pusat. Dengan estimasi biaya sekitar Rp32 triliun, infrastruktur transportasi darat tersebut diyakini dapat meningkatkan konektivitas serta mendorong pertumbuhan ekonomi di Sumatera.
BACA JUGA:Bambang Haryo Soekartono Desak Evaluasi Pemindahan IKN: Klaim Rugikan Rakyat Triliunan Rupiah
BACA JUGA:Bambang Haryo Datangi Siswa SD yang Ambil Makanan bergizi Gratis untuk Ibunya di Palembang
"Kereta Trans Sumatera harus segera terealisasi. Jika jalur Lampung sampai Aceh terhubung, maka logistik maupun angkutan penumpang akan lebih efisien, sehingga perekonomian di Sumatera dapat berkembang pesat," ujarnya.
Dengan terbangunnya Kereta Api Trans Sumatera, PT KAI hanya menyediakan lokomotif Rp70 miliar untuk satu trainset, atau jika dikali 100 trainset KAI hanya mengeluarkan dana Rp7 triliun.
Bambang juga menyoroti pentingnya keberadaan kereta logistik. Seperti contoh kereta logitstik di Palembang dari total 45 trainset yang ada, saat ini hanya 26 yang beroperasi setiap hari. Padahal, kata dia, keuntungan terbesar PT KAI justru berasal dari sektor angkutan barang.
“Kereta logistik ini sangat vital, bahkan kontribusinya lebih besar dibanding kereta penumpang. Pemerintah perlu memberikan perhatian serius untuk memperkuat layanan logistik berbasis rel ini,” tegasnya.
Selain jalur darat, ia menilai integrasi antara transportasi kereta dengan pelabuhan besar di Sumatera maupun Aceh akan menciptakan konektivitas yang strategis. Hal itu sejalan dengan posisi Selat Malaka sebagai jalur laut internasional yang dilalui sekitar 70 persen kapal logistik dunia.
Dalam kesempatan yang sama, Bambang juga menyinggung tingginya minat masyarakat terhadap kereta penumpang di Sumatera Selatan. Kereta subsidi dengan tarif Rp30.000 yang melayani rute Palembang–Lampung maupun Palembang–Lubuklinggau bahkan sudah penuh setiap keberangkatan.
“Layanan transportasi tidak hanya soal tersedia, tapi juga harus mampu mengakomodasi semua penumpang. Jika kapasitas belum mencukupi, maka masih dianggap gagal. Karena itu, PT KAI perlu menambah trainset maupun jadwal perjalanan,” tambahnya.
Ia berharap, dengan sinergi antara pembangunan rel, optimalisasi kereta logistik, serta integrasi dengan jalur laut, Sumatera akan menjadi kawasan dengan pertumbuhan ekonomi baru yang lebih kuat dan kompetitif.(spt)