Kelenteng Hok Ho Keng Palembang Gelar Sembahyang Rebutan, Ritual Penghormatan Festival Hantu Kelaparan

Caption : Kelenteng Hok Ho Keng di Puncak Sekuning, Palembang, menggelar ritual sembahyang rebutan pada Senin, 1 September 2025.--
PALEMBANG, KORANRADAR.ID - Kelenteng Hok Ho Keng di Puncak Sekuning, Palembang, menggelar ritual sembahyang rebutan pada Senin, 1 September 2025.
Ritual yang juga dikenal sebagai Festival Hantu Kelaparan ini merupakan tradisi tahunan masyarakat Tionghoa yang dipercaya jatuh pada bulan ke-7 penanggalan Tionghoa.
Rudi, Ketua Locu sembahyang rebutan, didampingi Akien, Locu lainnya, menjelaskan rangkaian acara. "Ritual diawali dengan sembahyang kepada Dewa Siong Te Kong pada pukul 11.00 WIB, kemudian dilanjutkan dengan sembahyang Khokun di sore hari," ujarnya. Acara ditutup dengan jamuan makan bersama bagi para umat.
Makna dan Sejarah di Balik Sembahyang Rebutan atau Cioko
Menurut tradisi Tionghoa, pada bulan ke-7, pintu alam baka diyakini terbuka, memungkinkan para arwah atau hantu untuk berkelana di dunia manusia selama satu bulan penuh. Periode ini menuntut kehati-hatian lebih, sehingga banyak masyarakat Tionghoa menghindari kegiatan besar seperti memulai usaha baru, menikah, atau bepergian jauh.
BACA JUGA:Sembahyang Rebutan di Palembang: Memahami Larangan dan Tradisi Bulan Hantu Lapar
BACA JUGA:Sembahyang Rebutan: Memahami Makna di Balik Ritual Tahunan Kelenteng Dewi Kwan Im Palembang
"Pada pertengahan bulan ini, warga Tionghoa mengadakan perayaan dan sembahyang sebagai bentuk penghormatan kepada para arwah. Ritual ini juga dikenal dengan nama Cioko atau Cit Gwee Poa," jelas Rudi.
Rudi juga menambahkan bahwa Festival Cioko dulunya merupakan tradisi agraris. Para petani merayakannya sebelum masa panen di musim gugur untuk menghormati leluhur dan dewa-dewa, memohon berkah agar panen mereka melimpah.
Secara harfiah, Cioko berarti "menjarah dari altar." Dalam tradisi ini, persembahyangan dilakukan di depan altar dengan menyajikan berbagai hidangan, seperti buah-buahan, kue, minuman, dan masakan. Sajian tersebut dipersembahkan untuk memenuhi kebutuhan para arwah. (sep)