Kisah Inspiratif 3 Atlet Muda Palembang di FORNAS 2025: Melanjutkan Warisan Wing Chun dari Tiongkok

Tiga atlet atau pendekar olahraga win chun--

Ini dia tiga talenta muda yang siap mengharumkan nama Palembang di kancah nasional:

  • Ni Made Daevika Ishana Anindya (SMP Xaverius 1): Bagi Daevika, bela diri bukan hanya hobi, tetapi cara untuk menemukan kekuatan dari dalam. "Saya ingin membuktikan bahwa perempuan juga bisa kuat, bisa disiplin, dan bisa jadi inspirasi," ucapnya penuh semangat.

  • Stevano Gathan (SMA Kusuma Bangsa): Stevano menemukan banyak pelajaran hidup dari latihan Wing Chun. "Kita dilatih untuk fokus, sabar, dan selalu siaga. Itu penting, tidak hanya di arena tanding, tapi dalam hidup," ujarnya, menunjukkan kedewasaan.

  • Ni Putu Ayu Pracalita (SMA Xaverius 1): Telah menekuni bela diri sejak SD, Ayu menilai ajang ini sebagai titik awal untuk berkontribusi bagi kota kelahirannya. "Saya ingin Palembang dikenal bukan hanya karena makanan atau sejarah, tapi juga dari semangat olahraganya," katanya mantap.

  • BACA JUGA:Siapa Sangka? Makanan Sehari-hari Ini Ternyata Warisan Kuliner Tionghoa yang Sudah Beradaptasi di Lidah Kita!

 

Dukungan Penuh Mengiringi Perjalanan Menuju Lombok

 

Wing Chun bukanlah hal baru di Palembang; seni bela diri asal Tiongkok ini telah menyebar ke berbagai lapisan masyarakat sejak diperkenalkan. Palembang sendiri tak pernah absen mengirimkan atlet Wing Chun ke ajang FORNAS sejak tahun 2019. Tahun ini, giliran generasi baru yang siap melanjutkan tongkat estafet.

Menyadari potensi besar olahraga tradisional ini, Wakil Wali Kota Palembang H. Prima Salam hadir langsung melepas kontingen Wing Chun Palembang bersama 18 Induk Organisasi Olahraga (INORGA) lainnya. Dalam pidatonya, Prima mengungkapkan rasa bangga kepada para atlet muda yang akan berlaga di kancah nasional.

"Ini bukan sekadar kompetisi. Ini adalah perjalanan budaya dan semangat kebangsaan. Kami bangga dan akan terus mendukung kalian, tak hanya secara moral tapi juga logistik," tegasnya.

Komitmen ini tidak hanya sebatas retorika. Bantuan nyata datang dari perusahaan tambang milik negara, PT Bukit Asam, yang turut membantu biaya pendaftaran kontingen Wing Chun Palembang ke FORNAS. Bantuan ini menjadi penyemangat tersendiri bagi para atlet, pelatih, hingga pengurus cabang olahraga.

 

Lebih dari Sekadar Medali: Membangun Karakter dan Warisan Budaya

 

Helena S.Y., Ketua Aliansi Kungfu Tradisional Indonesia (AKTI) Palembang, mengungkapkan bahwa FORNAS lebih dari sekadar kompetisi. "Ini adalah momentum untuk membangun jati diri dan rasa cinta terhadap budaya. Anak-anak ini adalah simbol harapan dan penjaga warisan leluhur," katanya dengan bangga.

Ia juga menekankan bahwa pencapaian bukan semata dihitung dari medali yang diraih, melainkan dari nilai-nilai yang ditanamkan dan dampak positif yang ditularkan ke lingkungan sekitar.

Perjalanan mereka bukan tanpa tantangan. Namun, dengan latihan keras, dukungan keluarga, komunitas, dan pemerintah, serta keyakinan pada nilai-nilai bela diri, ketiga atlet Wing Chun ini siap menorehkan sejarah. Ketika panggung FORNAS VIII dibuka, mereka akan tampil bukan hanya sebagai atlet, melainkan juga sebagai duta budaya, disiplin, dan harapan baru Indonesia.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan