Jumat, 22 Nov 2024
Network
Beranda
NASIONAL
EKOBIS
PALEMBANG RAYA
RADAR SUMSEL
FU
HIBURAN
RADAR SUMSEL
Network
Beranda
FU
Detail Artikel
Pemberian Nama Tionghoa pada Anak
Reporter:
|
Editor:
Swan
|
Kamis , 14 Dec 2023 - 20:56
--
pemberian nama tionghoa pada anak ilmu fengshui ternyata tidak dipakai hanya untuk rumah atau bangunan saja, tetapi bisa juga dipakai untuk membuat nama pada anak (sejak bayi). tujuan pembuatan nama anak berdasarkan fengshui dengan harapan agar anaknya kelak bisa menjadi orang yang kaya rezeki, jadi orang terkenal, jadi pejabat, jadi artis, dan sebagainya. banyak teknik atau cara dalam pemberian nama fengshui anak, di antaranya : 1. untuk nama karakter hanzi juga ada hitungan unsur-nya. misalnya kalau unsur lahirnya kekurangan/lemah di unsur kayu, maka dicarikan nama yang berunsur kayu agar bisa seimbang. untuk nama karakter hanzi juga harus lebih dari 30 coretan/goresan (tradisional). 2. tanggal lahir dan jam lahir anak dicarikan unsurnya. kalau sudah ketemu, misalnya unsurnya adalah udara, maka bisa pakai nama ‘bayu’; nama ‘bayu’ berarti angin. kalau angin berarti unsurnya udara, atau dicarikan unsur lain yang berkaitan terhadap udara. 3. pemberian nama berdasarkan silsilah keluarga. tapi di jaman modern sekarang, rasanya sudah jarang yang memakai nama dari silsilah keluarga yang seperti ini. yang penting arti namanya bagus saja. contohnya seperti ini : – misalnya nama kung-kung saya tjong nyi chai (dalam bahasa hakka/khek) – terus nama papa saya tjong ik sin (juga dalam bahasa khek) – terus nama saya tjong se wie (juga dalam bahasa khek) – lalu sudara kandung papa saya yang laki pakainya tjong ik … (siapa gitu) – lalu saya dan adik laki-laki pakainya tjong se wie terus tjong se yung (misalnya) – setelah itu, nama anak laki-laki saya pakai kembar 2 huruf, misalnya tjong jing … (siapa gitu) – silsilah nama itu sudah disusun dari nenek moyang. (‘ik’ dan ‘se’ nya konon sudah diatur dari nenek moyang) nama berdasarkan silsilah ini biasanya berasal dari kata-kata syair. seperti pada contoh diatas, nama-nama ‘tjong nyi chai’, tjong ik sin’, dan ‘tjong se wie’ mungkin menggunakan syair yang bunyinya ‘nyi ik se’. jadi jika sudah sampai di akhir syair (‘se’), maka akan kembali ke kata yang pertama (‘nyi). nama silsilah ini biasanya sudah di atur sampai ke generasi terbawah (cucu/cicit) oleh nenek moyang. oleh karena orang-orang tionghoa masuk ke indonesia kebanyakan sekitar pada abad ke 16-19, generasi saat ini bisa dibilang “lost generation” akibat gerakan anti china pada tahun 1965 dan diskriminasi terhadap kaum tinghoa 1998. sebetulnya urutan silsilah keluarga ini hampir hilang, karena terkena tekanan akibat kejadian diatas, banyak orang tionghoa yang akhirnya “membuang” nama tionghoanya. jadi bersyukur bagi keturunan tionghoa yang saat ini masih sempat masuk di urutan silsilah generasi keluarga. meski sekarang penggunaan nama tionghoa mulai berkurang di masyarakat, tetapi setidaknya tetap dipakai di lingkungan keluarga. karena biar bagaimanapun itulah darah yang mengalir di tubuh kita. beruntung setelah era gusdur, banyak perkumpulan-perkumpulan marga tionghoa (berbentuk paguyuban sosial atau yayasan) yang berdiri. contohnya seperti perkumpulan suku, seperti suku hakka (khek), hokkian, kanton, tiochiu, dan sebagainya, atau perkumpulan marga, seperti marga lim/lin (hanzi), tio/zhang (hanzi), ong/wang (hanzi), tan/chen (hanzi), dan sebagainya. jadi untuk generasu tionghoa sekarang yang ingin memberiu nama pada anaknya atau cucu, bisa mendapatkan informasi langsung dari tanah leluhurnya, yaitu dari desa/kampung asal leluhur, karena biasanya mereka punya data-datanya. tentunya hal ini dibantu oleh perkumpulan-perkumpulan tionghoa yang sudah ada di indonesia juga. sebenarnya ini peluang bagus untuk bisnis pemberian nama chinese/tionghoa bayi, karena sekarang orang tionghoa di indonesia kebanyakan masuk kategori ‘lost generation’, jadi kebanyakan sudah tidak mengerti/paham bahasa mandarin secara mendalam. ya, meski sejak awal tahun 2000-an sudah mulai dibuka kran-kran informasi tionghoa, seperti sekolah/fakultas yang menyediakan pembelajaran bahasa mandarin, atau bersekolah ke luar negeri (china), tetapi butuh waktu setidaknya 20 tahun untuk berkembang buat para generasi muda tionghoa ini. (tio)
1
2
»
Tag
Share
Koran Terkait
Kembali ke koran edisi Radar Palembang 15 Desember 2023
Berita Terkini
OJK Sebut Kinerja Industri Jasa Keuangan Kondusif
EKOBIS
9 jam
17 Istilah Dunia Perbankan, Pahami sebelum Mulai Menabung, yuk!
EKOBIS
9 jam
Iwan Bomba Pengusaha Palembang Jadi Utusan Khusus Presiden Bidang Ekonomi
EKOBIS
9 jam
Widiyanti Putri dari dunia bisnis kini menjabat Menteri Pariwisata
EKOBIS
9 jam
OJK Sebut Literasi Keuangan Digital Dorong Perekonomian
EKOBIS
9 jam
Berita Terpopuler
Cara Mudah Dapat Saldo DANA Gratis Rp333 Ribu, Bisa Dicoba Sambil Rebahan
EKOBIS
9 jam
Cara Transfer ShopeePay ke Dana dan Sebaliknya, Praktis Banget
EKOBIS
9 jam
Transfer ke DANA: Cara Top Up dan Kode Virtual Account Bank
EKOBIS
9 jam
17 Istilah Dunia Perbankan, Pahami sebelum Mulai Menabung, yuk!
EKOBIS
9 jam
Klaim Saldo DANA Gratis Rp300.000 Sekarang dari Aplikasi Penghasil Uang
EKOBIS
9 jam
Berita Pilihan
Survei LKPI, Pasangan HDCU Lebih Diunggulkan di Pilgub Sumsel
RADAR SUMSEL
17 jam
Herman Deru Hadiri SCI PKS Sumsel
RADAR SUMSEL
18 jam
Survei PUSKAPI Pilkada Muba, Ke 2 Pasangan Diprediksi Bakal Bersaing Ketat
RADAR SUMSEL
1 hari
Ajak Warga Sumsel Zero Konflik di Pilkada Serentak
RADAR SUMSEL
1 hari
Memberatkan Masyarakat, DPR RI Minta PPN 12 Persen Dikaji Ulang
NASIONAL
2 hari