Selamat Berkurban, Idul Adha 1446 Hijriyah

KORANRADAR.ID - Hari Rata Kurban atau Idul Adha 1446 hijriyah, tetap mempertahankan inti maknanya yang berasal dari kisah Nabi Ibrahim AS dan putranya, Ismail AS.

Kisah ini menekankan pentingnya kepatuhan tanpa syarat kepada Allah SWT dan pengorbanan besar demi menjalankan perintah-Nya. 

Di era modern, makna ini tetap relevan, mendorong untuk merenungkan pengorbanan apa yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam konteks pribadi, keluarga, maupun masyarakat.

Aspek penting lain dari Idul Adha adalah berbagi dan kepedulian sosial. Penyembelihan hewan kurban dan pembagian dagingnya kepada yang membutuhkan menjadi simbol nyata dari rasa empati dan solidaritas.

BACA JUGA:Pemkot Prabumulih akan Kurban 13 Sapi

BACA JUGA:Gubernur Deru Beri Sapi Kurban untuk Warga

Di era modern, di mana kesenjangan sosial masih menjadi masalah, makna berbagi ini semakin krusial. Pembagian daging kurban tidak hanya sekadar memenuhi kebutuhan pangan, tetapi juga memperkuat ikatan sosial dan rasa kebersamaan.

Di era modern yang serba digital, perayaan Idul Adha juga mengalami adaptasi. Media sosial menjadi platform untuk berbagi kebahagiaan dan makna Idul Adha dengan keluarga dan teman yang mungkin berada jauh.

Namun, penting untuk tetap menjaga esensi dari perayaan ini, yaitu pengorbanan, keikhlasan, dan kepedulian terhadap sesama.

Sebelumnya, Gubernur Sumsel H Herman Deru mengajak masyarakat memaknai Idul Adha, dengan membangkitkan jiwa ikhlas dalam pengabdian diri kepada Allah SWT.

BACA JUGA:Bangun Usaha Perternakan Hewan Kurban Tanpa Modal

BACA JUGA:150 Kantong Daging Kurban Dibagikan PN Prabumulih

“Sebagai insan beriman patut memaknainya melalui kurban dengan seekor hewan yang dituntunkan syariat Islam,” ujarnya.

Gubernur mengatakan, hanya mengorbankan seekor hewan sebenarnya tidak berat. Namun, sering kali umat tergoda dengan kencintaan harta dan segala hiasan dunia sehingga tidak jarang untuk berkurban seekor hewan pun terasa berat.