Gubernur Tegaskan Komitmen Sumsel Dukung Ketahanan Pangan

Gubernur Sumsel H Herman Deru didampingi Wakil Gubernur H Cik Ujang, memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) Percepatan Kegiatan Cetak Sawah Tahun 2025 di Ruang Rapat Bina Praja, Kantor Gubernur Sumsel.--
Lewat Cetak Sawah
SUMSEL, KORANRADAR.ID - Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) H Herman Deru, didampingi Wakil Gubernur H Cik Ujang, memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) Percepatan Kegiatan Cetak Sawah Tahun 2025 di Ruang Rapat Bina Praja, Kantor Gubernur Sumsel, Kamis 22 Mei 2025.
Rakor ini turut dihadiri Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian RI Andi Nur Alam. Dalam kesempatan tersebut, Dirjen PSP Kementan RI menegaskan komitmen pemerintah pusat dalam mendukung percepatan program cetak sawah di Sumsel.
"Kita tunjukkan komitmen. Tanpa itu, program tidak akan berjalan. Mulai hari ini, tim harus langsung bergerak," tegasnya.
Ia juga meminta dukungan dari Pemerintah Provinsi Sumsel agar tim di lapangan dapat bekerja leluasa sesuai standar operasional prosedur (SOP) yang berlaku.
Dirjen Andi Nur Alam mengungkapkan bahwa tim tambahan dari Kalimantan Tengah akan segera bergabung untuk membantu proses identifikasi data. "Tolong beri ruang kepada mereka untuk mengumpulkan data. Targetnya, Senin sudah ada keputusan," ujarnya.
Data tersebut akan digunakan untuk pengecekan spasial dan desain yang telah disiapkan. "Dalam dua minggu, kita targetkan 5.000 hektare rampung. Setelah itu, kita lanjutkan ke 31.600 hektare berikutnya," tambahnya.
Untuk pengelolaan lahan pertanian seluas 48.000 hektare, ia menyarankan penggunaan E-Katalog.
"Kalau mau aman, gunakan E-Katalog, bukan swakelola. Swakelola cocok untuk daerah kecil, tapi untuk skala besar seperti ini, E-Katalog jauh lebih efektif dan cepat," katanya.
Sementara itu, Gubernur Herman Deru menegaskan komitmen kuat Pemprov Sumsel dalam mendukung ketahanan pangan nasional. Saat ini, Sumsel menempati posisi kedua secara nasional dalam proyek cetak sawah skala besar, setelah Kalimantan Tengah.
"Target ini bukan semata karena kondisi alam yang mendukung, tetapi juga hasil penilaian Kementerian Pertanian terhadap kesiapan jajaran pertanian di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota," jelasnya.
Ia menambahkan, keberhasilan ini merupakan hasil kerja keras dan kolaborasi berbagai pihak. Terlebih, dengan dihentikannya impor beras oleh pemerintah, daerah penyangga seperti Sumsel memiliki peran strategis.
"Saat saya dilantik pada 2018, Sumsel berada di posisi kedelapan sebagai penyumbang pangan nasional. Berkat kerja sama melalui program SERASI, kita kini masuk lima besar nasional," ujarnya.
Gubernur juga menekankan bahwa capaian ini merupakan prestasi kolektif. "Ini prestasi kita bersama. Yang terpenting adalah terjaganya semangat petani dalam menjaga produktivitas beras," katanya.