Bangun Fondasi Keselamatan, Kilang Pertamina Plaju Gelar Safety Leadership Program

Kilang Pertamina Plaju, keselamatan kerja pesan utama dari pelaksanaan Safety Leadership Program (SLP) 4.0 Zona Sumatera Plaju.--

PALEMBANG, KORANRADAR.ID - Kilang Pertamina Plaju, keselamatan kerja bukan hanya kewajiban prosedural, melainkan fondasi budaya yang harus melekat dalam keseharian pekerja. Inilah pesan utama dari pelaksanaan Safety Leadership Program (SLP) 4.0 Zona Sumatera Plaju yang diadakan mulai Rabu - Jumat (14-16/5/25).

Sebagai salah satu kilang strategis, Kilang Pertamina Plaju terus menunjukkan komitmennya dalam membangun tempat kerja yang aman, sehat, dan peduli.

Melalui kegiatan ini, para pekerja berupaya memperkuat budaya keselamatan yang tidak hanya berbasis teknis, tetapi juga menyentuh aspek kepemimpinan dan kesadaran individu.

Area Manager Communication, Relations & CSR PT Kilang Pertamina Internasional RU III Plaju, Siti Rachmi Indahsari, menegaskan pentingnya membentuk mindset yang menempatkan keselamatan sebagai prioritas utama dalam setiap aktivitas pekerja, baik di dalam maupun di luar kilang.

“Keselamatan di Kilang Pertamina Plaju harus menjadi bagian dari pola pikir. Dari mulai keluar rumah, bekerja, hingga kembali pulang, keselamatan merupakan tanggung jawab kita,” ucapnya. Sabtu, 17 Mei 2025

Safety Leadership Program 4.0 Foundation didesain untuk membentuk kepemimpinan keselamatan di tiap lini, program ini mengusung pendekatan non-technical leadership dengan tiga pilar utama; kesadaran diri, kepedulian terhadap sesama, dan keberanian intervensi terhadap potensi bahaya.

Salah satu tantangan yang disorot adalah adanya kontradiksi yang kerap muncul di lapangan, semakin tinggi pengetahuan dan pengalaman, justru terkadang muncul sikap yang abai terhadap prosedur keselamatan.

Inilah yang menjadi perhatian utama, bahwa transformasi budaya keselamatan harus dimulai dari perubahan pola pikir, nilai, dan sikap.

Trainer dalam SLP tahap kedua ini, Ryantama R Dzahabi dari PT Kilang Pertamina Internasional RU V Balikpapan menegaskan bahwa penguatan budaya keselamatan harus dimulai dari pola pikir setiap individu di lingkungan kerja.

Ia mengajak peserta untuk melihat keselamatan sebagai bagian dari kebiasaan sehari-hari yang tumbuh dari kesadaran dan kepedulian terhadap sekitar.

“kalau dulu kita berpikir keselamatan hanya soal APD dan SOP, kini kita diajak melihat lebih dalam, bagaimana membiasakan diri untuk lebih peka terhadap lingkungan di sekitar kita bekerja dan bagaimana cara kita melakukan pekerjaan,” tuturnya.

Senada dengan Ryan, Pemateri dari RDMP, Thomas Hariadi, menekankan pentingnya keberanian dalam melakukan interverensi terhadap potensi bahaya sebagai bagian dari tanggung jawab bersama

“Ketika kita melihat potensi bahaya, kita tidak bisa lagi diam. Kepedulian itu harus diwujudkan lewat tindakan, karena keselamatan bukan milik satu orang saja melainkan menjadi komitmen bersama,” ungkap Thomas.

Dengan dukungan 10 CLSR (Corporate Life Saving Rules), serta nilai-nilai dari AKHLAK, program ini juga menekankan pentingnya kepedulian terhadap sesama dan menjadi role model menerapkan upaya safety, terutama di area berisiko tinggi seperti kilang.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan