Identik dengan Makan Onde Onde
--
PALEMBANG, KORANRADAR.ID – Dalam tradisi ini, suku Tionghoa merayakan festival musim dingin (Dong Zhi) yang merupakan salah satu dari empat musim terakhir. Dari tahun ke tahun di musim dingin (bersalju), orang-orang di Tiongkok memakan semacam kue onde-onde dari tepung ketan atau Tang Yuan. “Ini sebagai simbol persatuan dan keharmonisan sebuah keluarga di akhir tahun,”kata Harun, SE SH MH Humas Tridarma Komda Sumsel.
Menurut Dong Zhi (Tang Cue) adalah festival musim dingin ekstrim atau Winter Solstice Festival yang dirayakan masyarakat Tiongkok dan Asia Timur, termasuk suku Tionghoa di Indonesia. “Biasanya jatuh pada tanggal 22 Desember atau bertepatan dengan Hari Ibu di Indonesia (The Mother Days),” ujarnya.
Harun mengatakan, secara historis asal-usul festival Dong Zhi dapat ditelusuri kembali ke filsafat Yin dan Yang sebagai keseimbangan dan harmonis dalam kosmos, alam semesta. Setelah hari perayaan, maka siang hari berangsur-angsur menjadi lebih panjang. Sehingga energi positif mulai mengalir masuk.
“Awal festival mulai dirayakan pada masa Dinasti Han (206 SM – 220 M) dan berlanjut hingga Dinasti Tang dan Song (tahun 618 – 1279). Sedang pada masa Dinasti Qing (1644 – 1911) perayaan dianggap sama pentingnya dengan perayaan musim semi atau Tahun Baru Imlek (Xin Nian),” terangnya.
Pada masa Tiongkok kuno, orang-orang suku Tionghoa merayakan Dong Zhi (Tang Cue) atau Winter Solstice Festival dengan mengunjungi kerabat dan teman-teman. “Sama halnya seperti kita merayakan Tahun Baru Imlek (Cia Gwee). Festival Tang Cue ini sebagai pesta adat dan menutup tahun, maka dibuat Tang Yuan atau Onde yang kemudian dimakan bersama keluarga,” ucapnya.
Harun menambahkan kalau, onde-onde warga Tionghoa terbuat dari ketan dihaluskan biasanya disantap dengan air gula merah beraroma jahe dengan memakai taburan kacang tanah yang telah dihaluskan “Sepintas mirip Bubur Conde, makanan khas warga Minangkabau. Hanya saja onde-onde warga Tionghoa terdiri dari dua warga, merah dan putih,” terangnya. (sep)