Maraknya Penipuan Online, Danamon Ajak Lindungi Data Pribadi #JanganKasihCelah

Danamon memberikan edukasi dan dukungan bagi nasabah kami, sehingga dapat meningkatkan kewaspadaan dan literasi digital agar terhindar dari jebakan penipuan online-Dok/Danamon -

PALEMBANG,KORANRADAR.ID - Maraknya berbagai jenis penipuan yang semakin beragam di era digital yang semakin maju ini.

Dengan sangat pintarnya modus penipuan memanfaatkan teknologi untuk melakukan kejahatan dengan berbagai cara melalui media digitalisasi secara online.

Dimana kemudahan dimanfaatkan menjadi salah satu kebutuhan bagian tak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat indonesia mengunakan kemudahan teknologi bertransaksi online dimanapun berada.

Dibalik kemudahan tersebut, menjadi bumerang dan ancamanan tersendiri bagi penguna melalui penipuan online yang semakin canggih dan beragam. 

BACA JUGA:RUPST 2025, PT Bank Danamon Indonesia Tbk, disetujui Para Pemegang Saham

Maka dari itu, PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Danamon) berbagai fenomena ini mengajak masyarakat Indonesia untuk #JanganKasihCelah dimulai dengan menjaga data diri pribadi dan memvalidasi setiap interaksi atau informasi. 

Bank Danamon, sebagai organisasi yang berorientasi pada nasabah, berkomitmen penuh untuk mendukung pemberantasan aktivitas penipuan online. 

"Terus berupaya mengedukasi nasabah dan masyarakat agar tidak memberikan celah bagi segala bentuk penipuan. Hal ini sejalan dengan misi kami untuk melindungi nasabah dari aktivitas yang dapat merugikan mereka secara finansial," ujar Direktur Manajemen Risiko PT Bank Danamon Indonesia Tbk., Dadi Budiana Kamis, 17 April 2025. 

Data dari Internet Crime Complaint Center (IC3), kata dia, menunjukkan tren yang mengkhawatirkan. 

BACA JUGA:Danamon dan Adira Finance, Didukung MUFG IIMS 2025 Berpartisipasi di IIMS Jakarta 2025

Pada tahun 2023, total kerugian yang dialami individu di seluruh dunia akibat penipuan online mencapai $12,5 miliar, meningkat signifikan sebesar 21% dibandingkan tahun sebelumnya. 

Angka ini menjadi peringatan bagi semua pihak untuk meningkatkan kewaspadaan dan literasi digital. 

"Masih adanya korban dari modus penipuan secara online juga menandakan masih kurangnya kesadaran masyarakat atas jenis-jenis penipuan yang memanfaatkan teknologi dan dapat merugikan mereka," tutur Dadi. 

Menurut dia, modus operandi para pelaku penipuan semakin beragam dan canggih. Mereka kerap mengirimkan tautan atau file aplikasi palsu yang mengatasnamakan organisasi terpercaya. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan